![]() |
Rutan Batam |
BATAM,(BPN)- Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam mendapatkan Rekor MURI Se-Indonesia beberapa bulan yang lalu yang di pimpin Kepala Rutan Anak Agung Gde Krisna , Amd, IP, SH dalam membina warga pemasyarakatan.
Anak Agung Gde Krisna mengatakan, pencapaian Rekor MURI atas kerja sama seluruh lapisan baik dari Internal Rutan sendiri maupun masyarakat binaan yang terkena suatu kasus Tindak Pidana.
" Dalam pencapaian Rekor MURI bukan berarti saya sebagai kepala Rutan tidak terus-menerus berupa melangkah lebih baik, karena ini suatu perolehan yang bisa di pertanggung jawabkan baik ke pemerintahan, masyarakat dan terakhir kepada sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa",ungkap anak agung.
Kemudian menambahkan ," Berkat dukungan dari pada Internal Rutan untuk mendekati suatu sistim pembinaan kepada tahanan yang ada supaya terjalin komunikasi yang baik. Rutan adalah Rumah Tahanan atau Rumah singgah untuk Narapidana, berarti kami salah satu perwakilan untuk menjaga kenyaman dan kesehatan para narapidana ",jelasnya.
Agung juga mengatakan tantangan dan rintangan sudah pasti ada dalam suatu sistim, namun pihaknya akan terus mencoba mencari yang terbaik salah satunya pada saat para narapidana di masukan ke rutan tentu dengan melakukan pengecekan kesehatan terlebih dahulu kepada setiap narapidana tersebut terutama narapidana wanita.
Saat ini Rutan Batam membuat suatu program percontohan I kartu E-Money yang bekerjasama dengan Bank BUMN BRI yang terdiri nomor 16 digit, program ini mengatasi peredaran uang di Rutan dan program ini sangat ekonomis dikarenakan saudara atau keluargan narapidana yang ada tidak perlu repot untuk datang ke rutan untuk mengantarkan uang.
Cukup memasukan uang , narapidana bisa memakainya disini untuk keperluan pribadi.Mengapa BRI dijadikan suatu alat transaksi ? karena BRI ada sampai lapisan daerah terpencil, jadi saudara atau keluarga cukup mentransfernya dan keunggulannya tidak bisa di pergunakan orang lain dikarenakan bisa di monitor siapa pemegang kartu tersebut.
Program ini akan di kembangkan Inspektorat Lembaga Pemasyarakatan ke Kediri dan Tuban Jawa Timur dan program ini sedikit mengurangi kunjungan dan aktifitas .
Rumah Tahanan Negara saat ini akan berpindah ke Barelang yang satu lokasi dengan Lapas Barelang, karena jumlah tidak memadai dengan sarana dan prasarana yang ada sekarang.
Kapasitas yang sebenarnya di gunakan 250 orang, tetapi sekarang jumlah mencapai 471 orang dan juga keadaan ini para napi masih dalam satu kawasan.
Rutan yang di bangun kemungkinan ada blok-blok khusus seperti tahanan wanita dan anak mungkin dipisahkan dengan tahan pria, Supaya kedepannya kami bisa lebih selektif untuk menjaga dan membina para napi.
Lanjut Agung dan di samping Sihotang , kami belum tahu seperti apa nanti, kita masih menunggu prasarana dan sarana baru kita bisa membuat program lebih lanjut. (binpres)
loading...
Post a Comment