BAPANAS- Tiga tahun sudah era Presiden Joko Widodo berlalu, sudah ada beberapa deretan kasus narapidana dan tahanan berusaha hingga berhasil kabur dari Rutan ataupun Lapas. Yang terbaru dan terheboh adalah kasus kaburnya 448 napi dan tahanan di Pekanbaru.
kumparan (kumparan.com) pada Senin (8/5) merangkum 7 aksi napi dan tahanan dalam upayanya lari dari jeruji busi dari berbagai sumber:
1. Napi di Nusakambangan
Dua napi kasus narkotika atas nama M Husein (43) dan Syarjani Abdullah (40) diketahui kabur dari Lapas Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, pada Sabtu (21/1/2017) sekitar pukul 14.00 WIB.
Dua napi yang baru dipindahkan dari Lapas Cirebon sekitar satu bulan itu kabur dengan cara memanjat pagar di Pos 3 yang belum ada penjaganya.
Salah seorang napi kasus narkotika yang kabur itu, M Husein, merupakan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka.
|
Dua napi yang sempat kabur dari lapas nusakambangan |
Sementara itu, Syarjani Abdullah dapat ditangkap kembali oleh petugas gabungan pada Senin (30/1/2017) pukul 21.45 WIB, saat bersembunyi di atas plafon Masjid At-Taqwa yang berlokasi tidak jauh dari Lapas Batu.
Narapidana kasus narkoba yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, telah tertangkap. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Lapas Batu Abdul Aris.
"Napi atas nama M Husein (43) tertangkap tadi pada pukul 04.45 WIB di rumah dinas lapas yang ditempati Pak Barno. Dengan demikian, semua napi yang kabur telah tertangkap semua karena Syarjani Abdullah (40) telah lebih dulu ditangkap," katanya melalui saluran telepon yang diterima Antara di Purwokerto, Rabu (1/2/2017) pagi.
Ia mengatakan, penangkapan itu dilakukan ketika Husein hendak membeli rokok di sebuah warung.
2, Kaburnya 7 Narapidana dari Lapas Paledang Bogor
Sebanyak tujuh orang warga binaan (narapidana) Lapas Kelas II A Paledang Kota Bogor, Jawa Barat, melarikan diri Minggu (13/3) pagi dengan cara menggergaji teralis penjara.
Mantan Kasubag Humas Ditjen Lembaga pemasyarakatan Akbar Hadi Prabowo mengatakan sebelum kabur tujuh orang penghuni lapas tersebut sudah menyiapkan cairan cabai hijau untuk melawan petugas.
Sebelum kabur, mereka telah menyiapkan berbagai senjata seperti cairan cabai hijau, potongan besi jeruji, dan kikir untuk melawan petugas apabila terpergok.
Berikut tujuh orang yang kabur dari Lapas Kelas II A Paledang Kota Bogor, Jawa Barat :
1. Amirudin alias Amir bin Sanusi (36), alamat: Kampung Munjul RT 01/05 Kelurahan Kayumanis Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
2. Indra Setiawan alias Alex bin Dadang Supratman (28), Alamat: Kampung Kadaung RT 04/01 Desa Rangas Jajar, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
3. Ade Muchtamil alias Ade bin Dasimn, Alamat: Jalan Pasar Minggu Gang Rajawali RT 03/02 Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
4. Saepul bin Musa, Alamat: Kampung Nanggung RT 07/03 Desa Tegal wangi Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
5. Casrudin alias Tata bin Dada Supanda, Alamat: Kampung Gunung Menis Desa Pengabon, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
6. Ramli bin Mansur, Alamat: Gang Nangkaan Desa Karang Asem timur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
7. Andre Andriansyah bin Syahril, Alamat: Korong Tanjung Basung I Desa Sungai Buluah Kecamatan Batang Anai, kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
3. Napi Narkotika di Batam Berusaha Kabur dengan Jebol Tembok Lapas
Sebamyak lima orang Napi Narkoba di Rumah Tahanan ( Rutan) Kota Batam, Minggu (23/10/ 2016) mencoba melarikan diri dengan cara melompati tembok pagar pelindung Rutan.
Menurut salah satu petugas jaga yang bertugas penjagaan pintu utama Rutan Batam menuturkan ke lima pelaku mencoba melarikan diri dengan cara menaiki atap gereja yang ada di dalam Rutan tersebut.
Sambil mengendap-endap kemudian mereka melompat ke tembok bagian dalam. Namun dugaan mereka meleset, ternyata masih ada satu tembok pengaman yang terletak di bagian terluar bangunan Rutan sehingga ke limanya tertahan antara tembok bagian luar dan bagian dalam Rutan tersebut.
Usaha pelarian mereka pun gagal karena petugas Lapas memergoki mereka.
Ke 5 Napi Narkoba yang gagal kabur adalah :
1. Nama : Amizal Bin A Gani
Ttl : Aceh Barat, 02 februari 1975
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ruli Tg. Uma
Kasus : Narkoba
2. Nama : Al Mufti Bin Sofyan
Ttl : Lubuk Sikaping, 28 Oktober 1972
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Alamat : Kav. Lama Blok. C No.35 Kec. Sagulung
Kasus : Narkoba
3. Nama : Ibrahim Bin Iskandar
Ttl : Pidie, 20 mei 1987
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Alamat : Desa Baro Kunyet Kec. Padang Tiji Kab. Pidie, Aceh
Kasus : Narkoba
4. Nama : Supriyanto Bin Kasim
Ttl : Lain-Lain, 08 desember 1980
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Alamat : Kampung Baru RT/RW 03/05 Kel. Tanjung Sari Kec. Belakang Padang
Kasus : Narkoba
5. Nama : Rudi Heryanto Bin Hasan Basri alias Ucok
Ttl : Padang, 11 juni 1982
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Alamat : Bukit Indah Lestari Blok. C1 No. 15
Kasus : Narkoba
4. Tragedi Lhoukseumawe: Membom Lapas demi Kabur
Ledakan bom menguncang Lembaga Pemasyarakaatan (Lapas) Klas II / A Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Minggu (23/10), yang menghancurkan sebagian kecil pagar.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Dua orang narapidana dilarikan ke rumah sakit, serta satu diantaranya kritis, akibat terkena ledakan bom tersebut.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman, mengatakan, kejadian tersebut sengaja dilakukan oleh napi yang ingin melarikan diri. Namun, pelakunya sendiri kritis akibat terkena dampak bom tersebut.
"Untuk sementara, bom tersebut sengaja diledakkan untuk melarikan diri. Akan tetapi, pelaku yang berinisial F, justru kritis akibat ledakan tersebut dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan," ujar Hendri, dilansir ANTARA.
Sedangkan satu napi lainnya yang juga menjadi korban dengan inisial T, terluka di bagian kepala. AKBP Hendri Budiman menambahkan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara dan sejumlah barang bukti yang ditemukan di lokasi, pihaknya menyimpulkan, bahwa upaya peledakan dilakukan dari dalam dengan tujuan melarikan diri.
Di lokasi ditemukan sejumlah barang bukti antara lain, bom rakitan yang belum meledak, serta beberapa barang bukti lainnya yang digunakan untuk merakit bom. Sedangkan untuk jenis bom itu sendiri, sifatnya berdaya ledak rendah (low explosive).
"Setelah kejadian itu, kita langsung geledah kamar napi dan menemukan beberapa barang bukti lainnya dilokasi kejadian," terang Hendri.
Dia menambahkan, tersangka pelaku pengeboman ditahan akibat kasus narkoba di Desa Ujong Pacu, Lhokseumawe.
Sementara itu, berdasarkan pantauan dan keterangan dari sejumlah pihak, kerusakan akibat ledakan tidak terlalu besar.
Bom rakitan itu diletakkan di dalam lubang pipa air minum di dapur Lapas yang tersambung hingga ke luar area Lapas. Bom yang digunakan dibalut dengan kaleng sarden dan ditemukan sisa kabel, baterai serta beberapa bahan lainnya.
5. 13 Napi di Balikpapan Kabur karena Stres
Sebanyak 13 tahanan Polres Balikpapan melarikan diri, kemarin. Tujuh di antaranya kembali ditangkap jajaran Polres, siang tadi, 27/1/2017.
Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta, menjelaskan, sebanyak 13 tahanan itu kabur menaiki atap menuju arah belakang polres sekitar 5 meter. Mereka lalu turun tepat di lahan pembangunan gedung Polres Balikpapan yang baru.
Setelah berhasil keluar dari sel tahanan, ke-13 tahanan kabur dengan berpisah. Ada yang kabur ke kawasan Balikpapan Utara, Selatan, Barat, bahkan sampai Bontang.
“Para tahanan kabur dengan cara menggergaji terali atap sel. Mudah-mudahan dalam waktu semuanya kita tangkap lagi,” ujar Dian Juniarta.
Rusliansyah alias Uli, tahanan yang ditangkap di Gunung Bugis, Balikpapan Barat, mengaku saat kabur, dirinya lari sejauh 300 meter dan melihat taksi argo. Ia pun memberhentikan dan menumpang taksi argo itu. Alasan kabur lantaran dirinya stres tidak dipindahkan ke Rutan.
Uli adalah tersangka kasus narkoba yang sudah 2,5 bulan mendekam di ruang tahanan Polres Balikpapan. "Dari 13 orang yang kabur, saya yang ke-10,” ungkapnya. Ia melarikan diri karena diajak rekannya. Ia kabur jam 3 dini hari. “Saya bangun dan melihat teralis terbuka, jadi ikut kabur saja.”
6. Heboh Narapidana Kabur dengan Menyamar Jadi Wanita
Pelaku pembunuhan dan pemerkosaan terhadap seorang bocah perempuan di sebuah kebun karet kawasan Bogor, Jawa Barat berhasil melarikan diri dari Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta. Ia kabur dengan menyamar sebagai wanita.
Pelaku Rizal alias Anwar bin Kim An (25) itu kabur dengan cara menyamar menjadi wanita dengan setelan gamis yang dibawa istrinya. Anwar keluar melalui pintu depan, melewati deretan sipir Rutan.
Awalnya, Anwar dibesuk istrinya bernama Ade Irma Suryani sekitar pukul 14.00 WIB, beramai-ramai bersama pembesuk lainnya. Setelah jam besuk habis, pukul 17.30 WIB diadakan pengecekan dan apel narapidana.
Saat itu Anwar sebenarnya sudah tak ada di selnya Blok P, Rutan Salemba. Tapi saat itu petugas Rutan Salemba tidak lekas mengetahuinya. Justru dua jam kemudian baru geger, saat dilakukan pengecekan dan apel malam pukul 19.30 WIB.
DI rutan itu terdapat celah kecil di sistem pengamanan, yakni perbedaan penanganan antara pembesuk pria dan pembesuk wanita. Pembesuk pria lebih ketat, yakni saat masuk didata dengan finger print dan foto.
Sehingga ketika keluar, pembesuk pria mesti dicek sidik jarinya lagi, apakah sudah terdata atau belum. Untuk menghindari ada napi pria kabur dengan menyamar sebagai pembesuk.
Sementara pembesuk wanita, hanya diberi cap stempel saja saat masuk. Untuk kemudian diperiksa stempelnya ketika keluar. Sehingga pengamanan pembesuk wanita jauh lebih longgar.
D isitulah Anwar memanfaatkan celah tersebut untuk kabur dari rutan dengan cara bekerja sama dengan istrinya yang sudah membawa gamis. Kemudian, sambungnya, cap stempel di tangan istrinya juga dipertebal dengan tinta yang sudah dibawanya.
7. 448 Napi Kabur di Pekanbaru, Terbesar Sepanjang Sejarah
Sebanyak 448 narapidana dan tahanan kabur dari Lapas Klas II B Pekanbaru. Mereka kabur saat izin beribadah salat Jumat. Para tahanan dan napi ini menuju ke rumah-rumah warga yang berada di sekitar Lapas.
Mereka kabur massal dengan menjebol pintu tahanan rutan. Dusak menjelaskan, saat itu seluruh tahanan berkumpul hendak salat Jumat.
Lalu mereka ada yang merangsek ke depan dan ada ratusan lainnya yang kabur lewat pintu samping. Total ada 1.800 tahanan di rutan itu, sedangkan kapasitas hanya 300 orang.
Dari jumlah 448 yang kabur itu, lebih dari setengahnya sudah berhasil ditangkap. Sisanya masih dalam pelarian.
Berdasarkan keterangan dari para tahanan yang sudah tertangkap, tidak semua memiliki niat untuk kabur. Ada di antaranya mengaku dipaksa kabur oleh rekan-rekan yang lain.
"Kami tanya-tanya kepada tahanan yang ditangkap ini, apa alasan kabur. Kata mereka awalnya tidak punya niat begitu, namun karena ada oknum yang mengajak bahkan ada yang dipaksa supaya melarikan diri," ungkap Kasubag Humas Polresta Pekanbaru, Ipda Dodi Viviono.
Dodi mengatakan, bahkan ada satu tahanan yang ditonjok hingga patah giginya lantaran menolak ikut kabur. "Ceritanya begitu, dia mengaku dipukul supaya ikut," ulas Dodi
Kemarahan Menteri Yasonna
Menkum HAM Yasonna H Laoly pun bereaksi. Ia mendatangi Rutan Klas IIB Pekanbaru, Minggu (7/5).
Dia marah dengan peristiwa kaburnya ratusan tahanan, Jumat (5/5) lalu itu. Apalagi setelah mendengar salah satu pemicunya adalah karena pungli di dalam tahanan.
Tak lama setelah berkeliling Rutan, Yasonna pun memberikan keterangan. Dia sempat menggebrak meja beberapa kali sebagai tanda kesabarannya sudah habis, terutama pada anak buahnya sendiri. Karutan Pekanbaru Teguh Triahatmanto pun diganti.
"Kepala rutan yang lama semua dan nampaknya sudah dinonaktifkan, ditaruh di kanwil. Sementara menunggu pemeriksaan baik internal kami melalui Irjen. Maupun melalui tindak pidana melalui Pak Kapolda dan Kapolres.
Yang baru akan mnenyusul langkah-langkah perbaikan. Jadi ruang transit itu saya minta dibuat proporsional jumlahnya, jangan menjadi alat peras. Ya. jadi mau digeser ke blok A blok B ada tarif, mau bertamu ada tarif, mau telepon ada tarif, itu semua. Ada yang satu juta. Ada yang dikelola berapa besarnya itu," beber Yasonna.
Dalam kesempatan itu, Yasonna juga sempat menyinggung soal kapasitas Rutan sampai menantang siapa pun yang menganggap hidup di penjara itu mudah untuk bermalam di penjara. Dia bahkan siap memberikan sejumlah uang. (Red/Kumparan)