Ketika Penertiban Pungli, Narkoba dan Pengeluaran Napi Harus Dibayar Mahal
Sesditjen saat kunjungi lapas banda aceh pasca kerusuhan |
BAPANAS - Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Peribahasa ini mungkin cocok untuk menggambarkan kerusuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Banda Aceh. Hanya karena ingin memindahkan tiga orang narapidana, perkantoran Lapas yang dihuni 548 orang itu hangus dibakar.
Dirangkum detikcom, Selasa (9/1/2018), kerusuhan di LP yang terletak di Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Aceh ini berawal dari rencana pihak lapas memindahkan napi ke Sumatera Utara. Sebab, otoritas penjara mencium kejanggalan di penjara tersebut, dari suap hingga peredaran narkoba di dalam lapas.
Untuk memotong alur korupsi di LP, Kemenkum HAM kemudian menyusun rencana mengamputasi simpul-simpul masalah, salah satunya menggeser napi yang diduga menjadi 'kepala suku' di dalam LP.
Lalu ditemukan ketiga terpidana yang divonis di atas 10 tahun penjara, salah satunya Gunawan. Dua di antaranya sudah bersedia "hijrah" sementara satu orang lagi bersikeras tetap berada di LP Banda Aceh. Mencium potensi bentrok, Kemenkum HAM meminta bantuan dan proses pemindahan melibatkan personel Polresta Banda Aceh dan Brimob Polda Aceh sebagai pengamanan.
Pada Kamis (4/1) sekitar pukul 09.00 WIB, polisi datang ke LP untuk mengawal tiga napi yang akan dipindahkan. Suasana di penjara yang semula tenang-tenang saja tiba-tiba berubah.
Gunawan mencoba menyuap agar tidak dipindahkan ke Medan. Sipir menolak tegas dan situasi memanas. Gunawan marah suapnya ditolak dan memprovokasi teman-temannya.
Polisi berusaha menenangkan napi. Warga binaan semakin tersulut emosi setelah diprovokasi oleh Gunawan, napi yang tidak mau dipindahkan. Situasi mulai memanas. Di dalam, mereka mulai berteriak dan membuat kehebohan.
Gunawan saat diboyong petugas polisi |
Usai membakar mobil polisi, napi selanjutnya membakar gedung perkantoran dan melakukan pengrusakan. asal hitam membumbung tinggi. Dari dalam LP, napi juga melempar batu keluar. Situasi semakin tidak terkendali ketika itu.
Sekitar pukul 11.00 WIB, pasukan bala bantuan didatangkan. Di antaranya Brimob bersenjata lengkap, Dalmas, Sabhara, personel Polresta Banda Aceh dan prajurit Bataliyon 112 Raider Kodam Iskandar Muda. Sejumlah armada pemadam kebakaran juga dikerahkan ke lokasi untuk menjinakkan api.
Pasukan yang dikerahkan selanjutnya berusaha masuk. Tembakan gas air mata berhasil membuat napi mundur menjauh dari pintu pertama dan kedua. Situasi berhasil dikendalikan kembali sekitar pukul 14.00 WIB. Tak lama berselang, napi Gunawan yang diduga otak dibalik kerusuhan diamankan sejumlah polisi yang mengenakan sebo. Dia dibawa dengan tangan diborgol ke belakang.
"Yang bikin rusuh kita tahan di Polda. Kita akan melakukan penyelidikan kemudian kita ajukan ke pengadilan karena telah membuat kerusuhan," kata Waka Polda Aceh Brigjen Bambang Soetjahyo saat berada di LP, Kamis (4/1) sore.
1 Sipir Jaga 100 Napi
Petugas polisi siaga usai kerusuhan |
Jumlah petugas keamanan di sana secara keseluruhan juga sangat minim. Kasubbag Analisa & Strategi Komunikasi Ditjenpas, Rika Aprianti, mengatakan, Lapas Banda Aceh secara keseluruhan memiliki 23 petugas pengamanan. Tetapi mereka dibagi tugas, masing-masing mengisi 4 shift atau giliran jaga. Sehingga jumlah petugas per-shift hanya 6 orang.
"Dibagi per-shift. Dibagi lagi 4 shift yaitu pagi, siang, malam dan hari libur. Jumlah petugas lapas saat kejadian 6 orang, satu tidak masuk karena cuti," jelas Rika kepada detikcom, Jumat (5/1).
Para petugas keamanan di LP Banda Aceh pada saat kejadian memang tidak semuanya bekerja untuk mencegah kerusuhan. Malah, dua orang sipir di antarannya diduga terlibat pembakaran dan penjualan narkoba. Sipir berinisial S sudah berhasil ditangkap sementara M masih diburu polisi.
Ketika kerusuhan pecah, sipir S menjadi orang yang membawa mobil polisi ke tengah lapangan di dalam LP. Ia kemudian membakarnya. Kapolresta Banda Aceh Kombes Saladin menduga S ikut terlibat bersama napi karena merasa bisnisnya terganggu.
Menurut Saladin, S sudah lama bergabung bersama narapidana. Bahkan, ia kerap tidur dengan napi di LP. "Dia merasa terganggu bisnisnya sehingga dia bergabung dengan warga binaan yang melakukan perusakan," ungkap Saladin.
Narkoba yang ditemukan didalam lapas banda aceh |
Pasca kerusuhan, polisi menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat pembakaran perkantoran LP maupun mobil polisi. Hingga kini, sudah 19 orang diamankan dan 14 orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersanga. Sipir S termasuk salah satunya.
Selain melakukan penangkapan, polisi juga menggeledah seluruh isi LP. Pada hari kejadian, polisi menemukan 1 kilogram ganja kering, 10 paket sabu, tanaman ganja yang ditanam dalam satu pot dan sejumlah barang bukti lainnya. Proses penggedalahan kembali dilakukan pada Minggu (7/1) dan ditemukan lagi 183 paket sabu serta ganja.
Keberadaan narkoba di dalam Lapas membuktikan penjara bukan sebagai tempat pembinaan melainkan lokasi pesta narkoba. Di dalam LP, polisi juga menemukan alat hisap sabu alias bong. Lalu dari mana barang haram tersebut masuk?
"Memang oknum sipir langsung yang masukkan. Itu salah satu ini (sipir berinisial S). Masih kita kembangkan dari mana dan siapa saja," jelas Saladin, Jumat (8/1).
Kebobrokan lain yang terungkap pasca kerusuhan yaitu diketahui adanya kamar mewah yang dihuni napi Gunawan. Di dalam kamar sel tersebut terdapat sejumlah fasilitas seperti televisi, kasur empuk, laptop, AC duduk dan sejumlah barang lainnya.
"Saya juga sempat kaget ketika kita ada pemeriksaan (di dalam kamar) ada televisi yang besar dan ini sudah tergolong mewah. Ini memang lepas dari pantauan kita," kata Endang kepada wartawan saat ditemui di LP Banda Aceh, Jumat (5/1).
Endang mengaku baru dua bulan menjabat sebagai Kalapas Banda Aceh. Selama memimpin penjara yang dihuni 548 narapidana ini, Endang tidak pernah mendapat laporan terkait keberadaan kamar mewah tersebut.
Menurutnya, petugas LP selama ini mengalami kesulitan untuk menertibkan para napi. Pasalnya, ketika ada petugas masuk langsung disambut dengan unjuk rasa oleh para napi.
"Kita ingin masuk sambutannya meriah, masuk dimeriahkan (didemo). Contoh KPLP saya mau menertibkan (tapi) diunjuk rasa," jelas Endang.
Momen Penjara Bersih
Kamar mewah di lapas banda aceh |
"Ini (kejadian pembakaran akan jadi) kesempatan untuk menertibkan ini (penjara)," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh Yuspahruddin kepada wartawan, Senin (8/1/2017).
Permasalahan yang terjadi di penjara yang terletak di Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Aceh bukan kali ini saja terjadi. Selain sudah beberapa kali terjadi keributan, penjara ini juga dikenal dengan pengawasan "longgar". Beberapa napi bebas keluar masuk LP.
Adanya napi bebas keluar masuk secara ilegal, kata Yuspahruddin, bukan lagi jadi sebuah hal aneh. Pasalnya, sudah menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat. Yuspahruddin menduga, para napi ini dapat berada di LP karena adanya keterlibatan oknum Lapas.
"Yang menyuruh keluar itu petugas gak mungkin dia angkat tangan sendiri saya mau keluar. Pasti ada keterlibatan petugas," ungkap Yuspahruddin.
"Kami punya niat memberhentikan ini warga binaan keluar secara ilegal. Nah ketika peristiwa dua bulan lalu itu ada beberapa orang ditangkap di luar itu sebagai Kalapas baru tentu mengetahui. Ternyata di Lapas Banda Aceh ada warga binaan yang keluar secara ilegal," jelas Yuspahruddin.
Proses penertiban ini memang harus dibayar mahal. Akibat kerusuhan hingga berujung pembakaran tersebut, kerugian ditaksir Rp 2 miliar. Perbaikan penjara yang sudah mulai dihuni sejak 2012 itupun akan dilakukan.
"Tanggal 4 Januari terjadi kerusuhan. Itu untuk rangka pembinaan dan menertibkan semua keadaan di Lapas," jelas Yuspahruddin. (Red/detik.com)