BAPANAS- Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM menyebut ratusan lebih narapidana (napi) atau tahanan yang kabur dari Lapas Sorong di Papua Barat.
Lapas Sorong sebelumnya terbakar setelah napi atau tahanan membuat kericuhan.
Kepala Bagian Humas Ditjen PAS, Ade Kusmanto mengungkapkan kerusuhan di dalam Lapas itu terjadi akibat ada provokasi dari masyarakat luar Lapas yang melempari Lapas Sorong dengan batu.
Akibatnya, para narapidana terprovokasi dan memicu kerusuhan hingga menyebabkan sebagian narapidana melarikan diri.
"Memang benar, ada provokasi dari para pendemo di luar Lapas. Mereka melempari gedung Lapas dan membuat para penghuni Lapas terprovokasi," tuturnya, Senin (19/8/2019).
Selain terbakar, banyak warga binaan yang mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri. Saat itu, satu petugas dikabarkan terluka.
"Ada satu orang petugas yang terluka oleh napi karena menghalangi napi yang memaksa keluar lapas," kata Ade
Sebelumnya diberitakan, sejumlah gedung perkantoran di kompleks Lapas Sorong terbakar. Kebakaran tersebut terjadi setelah napi atau tahanan membuat kericuhan pukul 15.00 WIT.
Saat itu, napi atau tahanan belum masuk ke sel. Mereka berteriak dan menghancurkan pintu-pintu.
Ade menuturkan, kerusuhan di Lapas Sorong sudah mulai tercium pada pukul 13.00 WIT. Ketika itu terdengar suara teriakan dari dalam lapas. Saat itu petugas masih bisa meredamnya.
Namun, pukul 16.15 WIT terjadi pelemparan batu dari samping lapas sehingga memprovokasi warga binaan. Dari yang awalnya hanya membalas lemparan, akhirnya turut melakukan penyerangan kepada petugas.
“Sekitar pukul 17.00 ternyata ada yang menjebol tembok keliling bagian kanan lapas dan jendela ruang registrasi, sehingga warga binaan melarikan diri,” ucap Ade.
Pada kejadian itu sempat terjadi bentrok fisik antara aparat dan narapidana. Namun, petugas terpaksa mundur mengingat jumlah tahanan terlampau lebih banyak.
Situasi baru mereda sekitar pukul 19.00. Api pun berhasil dipadamkan oleh pemadam kebakaran.
“Total narapidana kabur 258 orang, dari isi lapas 547 orang. Yang masih berada di lapas 289 narapidana,” pungkas Ade.
Sebelumnya, intimidasi yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Tinur berbuntut panjang. Senin (19/8) pagi kerusuhan pecah di Manokwari, Papua Barat. Sejumlah elemen masyarakat menggelar demontrasi di sejumlah titik.
Dari video yang beredar, massa mulai melakukan pengerusakan sejumlah fasilitas. Bahkan terjadi aksi bakar-bakaran benda-benda di tengah jalan. Aksi ini dilakukan karena mereka tak terima mahasiswa Papua mendapat intimidasi.
Diketahui, asrama mahasiswa di Kalasan, Surabaya, digerudug sejumlah massa.
Kejadian itu dipicu oleh beredarnya sebuah video mahasiswa Papua mematahkan tiang bendera Merah Putih lalu dibuang ke selokan. Namun, belum ada kejelasan terkait kebenaran video tersebut.
"Sel tahanan lapas Blok A, B, C tidak terbakar, yang terbakar hanya untuk perkantoran registrasi di depan lapas," ujar Kapolres Sorong Kota AKBP Mario Christy P Siregar saat dihubungi, Senin (19/8). (Red/Tim)