BAPANAS- Ini adalah foto jelang beberapa hari akan terjadinya pemberontakan dan pelarian yang ku pimpin di penjara (Lembaga pemasyarakatan) Meulaboh Aceh Barat yang berhasil meloloskan kami sedikitnya 50 orang Napi.
Padahal aku baru dua bulan lebih tiba disana, setelah sebelumnya berada di lembaga pemasyarakatan kajhu banda aceh selama 7 bulan, karena menantang pegawai lapas itu akhirnya aku dibuang ke meulaboh.
Sebelum berada di banda, aku ditahan di rutan lhoksukon aceh utara, merasa kurang aman dan nyaman atas keberadaan ku disana, setelah bertahan 4 bulan disana, aku di buang ke banda aceh , ke kahju, lalu ke meulaboh, dan nantinya pelarian ku berakhir di sebuah rumah kawasan meureubo, aceh barat, 1×24 jam setelah kabur di amankan Brimob BKO dari padang yang kebetulan sedang bertugas mengamankan pilkada aceh.
Seminggu dalam isolasi hanya berpakaian dalam tanpa baju dan selimut, dengan kondisi kaki terborgol rantai, aku di jemput jam 06;00 pagi oleh beberapa orang pihak keamanan bersenjata lengkap, bak di culik aku dilarikan ke banda aceh lambaro, setelah bermusyawarah panjang lebar, mereka menolak kehadiran ku untuk menjalani pidana disana dengan alasan takut akan memprovokasi massa dan berbuat anarkis disana.
Maka kembali aku diboyong memakai rantai kaki, dikawal bersenjata, berangkat menuju takengon, saat kumandang azan maghrib menggema, aku dititipkan dilembaga takengon aceh tengah, cuaca yg dingin tidak menyurutkan semangat mereka untuk merantai kaki ku hingga keesokan paginya, setelah jam kantor aktif, ternyata lembaga ini juga menolak memberikan tempat untuk ku, seolah hotel prodeo ini terlalu mahal untuk ku.
Kembali aku dibawa menaiki laju mobil pribadi melintasi jalan pergunungan takengon- beutong aceh barat, kali ini pengamanan nya lebih hati-hati dan mereka lebih fokus, maklum saja lah, aku adalah seorang napi yang mempunyai kasus membobol dan membawa lari empat napi dari lembaga pemasyarakatan lhoksmawe dengan aksi ku siang bolong memakai senjata Ak 47 bak film " Public animeis" kejar-kejaran dengan pihak keamanan negara hingga lolos ke Krueng Mane Aceh Utara.
Tepat jam 14;00 siang, aku disinggahkan di lembaga pemasyarakatan kecil di tengah kota blang keujren, gayo lues, dan alangkah sangat terkejutnya aku, ternyata pintu depan dan pengamanan napi sangat lemah,karena tradisi disini, napinya berkerja diluar tembok karena hampir semua orang2 dekat yang dipercayakan tidak akan melarikan diri, terbetik sejenak dibenak ku, ah andai aku diterima disini, disinilah aku akan melarikan diri
Hanya dalam puluhan menit, belum lagi nasi bungkus ku habiskan, pihak pembawa ku telah memberikan info kembali, bahwa kita akan berangkat lagi, sebagai sebuah kesimpulan bahwa aku kembali ditolak disini..
Kembali laju mobil pribadi itu melaju kencang bersama orang-orang yang nampak terlihat terlalu lelah didalamnya, hingga menjelang maghrib akhirnya aku di istrihatkan di penjara kuta cane aceh tenggara dalam keadaan terisolasi dalam ruangan gelap seorang diri, sedang dipintu kamar itu tertulis"
" Jangan ada yang berkomunikasi dengan napi pengasingan ini, barang siapa yang ketahuan berkomunikasi akan ditindak tegas ".
Hahahahahaha....serius banget anda membacanya.
Hidup manusia itu tertulis dengan berbagai warna tinta, dan memiliki gaya kehidupan dan latar belakang yang berbeda pula, hampir 10 tahun lamanya aku menutup cerita-cerita gelap dalam riwayat hidup ku, jika dahulu perjalanan ku sering ditemani dua pucuk senjata api laras pendek, Baretta USA dan Revolver spanyol, Kini aku telah sering bersama Al-Azkar Nawawi, Hasyiah Qulyubi ala Syarah Al-Mahalli, Hasyiah Shawi ala Jalalain.
Jika dahulu tontonan ku Film Mourades, Public Enimeis, The town, Triple 9, The Heist Alpacino, maka sekarang aku sering bersama Maktabah Syamila, aplikasi yang memuat ratusan ribu kitab digital dengan berbagai disiplin ilmu agama.
Maka selaku manusia biasa, yang terlahir bukan dari anaknya para ulama, bukan dari keturunan Bani Hasyim, bukan dari Syarifah, wajarlah kiranya jika sesekali caraku agak kasar dan keras.
Tidak pernah sekalipun ayah dan ibuku mengantarkanku ke gerbang pintu dayah (Zawiyah) lembaga pendidikan islam walau hanya sekali saja seumur hidup, karena 5 bulan dalam kandungan ibuku, ayah dan ibuku pisah hingga hari ini masing-masing mereka telah punya kehidupan baru, tapi Alhamdulillah aku disayangi Allah dalam sekian banyaknya hamba, aku bisa membaca kitabnya para ulama dari sumber aslinya, jika anda pernah belajar Nahwu Sharaf, Jurumiyah kah itu namanya, Mutammimah kah itu, Syarah Ibnu Aqil kah itu, segala puji bagi Allah aku juga diberi Allah pemahaman ala kadar tentang itu.
Jika kalian pernah sibuk dengan Mantiq, segala puji bagi allah, walau ala kadar, aku juga menamatkan Matan Sulam Munawwaraq, Syarah Idhahul Mubham, Qawaysuni, dan sedikit Syarah Subban Malawi.
Dalam aqidah aku belajar tamat kitab Kifayatal Awam, Syarqawi ala Al-hudhudi, Juga Hasyiah Dusuqi ala Ummil Burahin Sanusi, kepada Tuan Guruku hamba Allah yang ku cinta itu, maka aku adalah penganut Ahlus Sunnah Asyairah, dalam bidang fiqih aku belajar tamat Hasyiah Bajuri atau dengan nama lain Fathul Qarib, juga Ianatut Thalibin , dan faham Insya Allah akan makna istilah Nawawi dalam Minhajut Thalibin dan Muqaddimah Syarah Al Mahalli, dalam kajian Ushul Fiqh aku juga menamatkan Syarah Alwarqat dan juga Muthalaah An-Nufahat, dan pernah Talaqqi Ghayah Wushul Ala kadar..hehehehehe, untuk sekali lagi segala puji bagi Allah.
Maka jika anda-anda lebih alim dari saya, saya ikhlas dan mengakuinya, dan tidak dengki atas nikmat Allah kepada anda semua, dan saya sadar diri bahwa saya memang bukan orang alim apalagi ulama, sebaliknya jika anda memang lebih baik dan lebih berkualitas dalam segalanya, ajaklah orang-oranh yang sesat jalan hidupnya, yang jahil ilmu agamanya dengan kasih sayang, bukan memakinya, bukan mencelanya, lihatlah bahwa orang-orang yang jahat dan bejat itu bisa berubah, malah bisa menjadi alim dan obor agama, walau bukan keturunan ulama dan bukan terlahir dalam lingkungan agama.
Lalu malah kenapa yang terjadi sebaliknya, orang yang mengaku alim, lama belajar agama, lebih dengki dan busuk hatinya kepada sesama agama, malah sesama sang pengajar agama, merasa kebenaran hanya yang keluar dari mulutnya saja, menganggap orang lain yang berbeda pendapat dengan nya sebagai sesat dan Ahli neraka,
Cerita ini ku tuliskan agar menjadi Ibrah (pengajaran) bagi semua kita, supaya kita kembali mengingat bahwa Allah adalah pemilik segalanya, Ia Maha Mampu menjadikan manusia yang jahat menjadi baik, begitu juga menjadikan orang baik menjadi sesat, maka Istiqamahlah dalam kebajikan, namun jangan merasa lebih baik dari yang lain, karena baik buruknya kita adalah di akhir nafas ini, cintailah ummat Nabi Muhammad SAW sebagai mana Nabi Muhammad menyintai kita ummatnya, ajak mereka baik-baik, jangan dengan mencelanya, memakinya, mengatakan " Kalian bodoh, dan lain-lain atau kata kata yang bukan dari cinta dan kasih ".
Dan jangan memusuhi dan menabur permusuhan dengan insan-insan jahat yang telah mengarah ke jalan taubat, bantu mereka menemukan jati dirinya, karena jika anda memusuhinya dan menabur kebencian kepada mereka, sama halnya anda membangunkan harimau yang siap menerkam anda sendiri.
Salam hormat kami insan " Lapendos (Laki laki penuh dosa) "
Penulis: Teungku Safrizal bin Safwan