BAPANAS- Praktek pungli berbalut kekerasan ini memang bukan dilakukan oleh petugas namun oleh napi yang pada ujungnya bermuara pada petugas.
Dari sejumlah informasi dan pengakuan sejumlah sumber mengatakan modus pelaksanaan pungli tidak manusiawi di Rutan Klas I Tanggerang atau Rutan Jambee yakni bila seorang tahanan baru saja dikirimkan ke rutan jambe maka si napi tersebut akan ditempatkan di blok A kamar 12.
Menurut penuturan salahsatu sumber yang layak dipercaya menuturkan semua tahanan baru pasti akan menempati kamar 12 blok A.
Nah dikamar ini para tahanan baru pada malam harinya akan mulai merasakan kekerasan mulai dipukuli,ditendang,disulut api rokok dan perlakuan lainnya yang tdk manusiawi. Siapa pelaku kekerasan ini??? Dia tidak lain adalah kepala kamar. Bagi mereka yg telah masuk kamar 12 blok rutan jambe pasti mengenal betul kepala kamar tersebut yang kerap dipanggil dengan sebutan sitoge.
Malam itu tahanan tersebut diminta agar menyediakan uang sebanyak 3 juta dengan dijanjikan akan memindahkan tahanan baru tersebut ke kamar lain kemudian ke blok luar blok A atau blok bebas,jika tidak maka akan mendapatkan perlakukan yang sama setiap hari dan malam.
Oleh kepala kamar disodorkan handphone untuk tahanan baru tersebut untuk menghubungi keluarga dan meminta malam tersebut dikirimkan uang 3 jt jika tdk dirinya akan babak belur,,mayoritas tahanan baru dengan berbagai cara meminta dan meyakini keluarga untuk dikirimkan uang dengan jumlah tersebut.
Banyak keluarga terpaksa mengirimkan uang malam tersebut ke rekening yang diberikan kepala kamar kepada tahanan baru tersebut,bagi tahanan yang tidak dikirimkan uang maka tidak jarang mendapatkan perlakuan yang sangat manusiawi,tak jarang ada yang meninggal.
Kondisi kamar 12 blok A ini sangat padat dimana penghuninya mencapai puluhan orang dengan suasana tidur berdesakan,tak jarang penghuni harus tidur posisi badan menyamping dengan kaki sebelah diletakkan ke di dinding beton kamar.
Nah bagi napi yang berhasil memenuhi maka malam tersebut akan menjalaninya dengan aman tanpa kekerasan,setelah kepala kamar tersebut menerima uang tersebut maka kepala kamar akan mengingatkan sitahanan jika apa yang telah terjadi dan uang telah diberikan jangan sampai menjadi masalah jika terjadi maka sikepala kamar mengancam akan memperlakukan sitahanan tersebut lebih parah lagi.
Seperti dijanjikan maka si tahanan baru tersebut akan dipindahkan ke kamar 11 esok harinya.
Setelah dipindahkan ke kamar 11 maka sitahanan baru tersebut diwajibkan memberikan uang 300ribu kepada kepala kamar,kembali tahanan tersebut diberikan handphone dan nomor rekening untuk menghubungi keluarganya.
Usai dihubungi oleh tahanan dan diyakinkan kondisinya maka keluarga akan mengirimkannya karena takut anak atau adiknya diperlakukan tidak baik.
Setelah dikirimkan uang tersebut maka tahanan akan mejalani hari dan malam dengan aman dikamar tersebut, beberapa hari kemudian si tahanan baru tersebut akan dipindahkan ke blok yg lain dimana tidak ada lagi perlakuan diterima seperti di Blok A tersebut.
Masih menurut sejumlah sumber yangg sama,uang sebanyak 3 juta tersebut akan disetorkan kepada oknum petugas rutan oleh kepala kamar 12 blok A.
Segala sesuatu yang terjadi di dalam kamar 12 ini menurut salahsatu napi yang sudah menempati lapas lain mengatakan jika pungli dengan kekerasan ini telah lama terjadi dan telah menjadi rahasia umum dikalangan penghuni rutan jambe.
“ Alih-alih ingin melaporkan atau mengungkap perlakuan kekerasan yang dirasakan maka para tahanan akan mendapatkan intimidasi baik dari petugas maupun napi kamar blok A. Maka sangat jarang para tahanan maupun napi yang enggan mengungkap perlakuan atas dirinya pada pihak luar karena mereka akan menerima konsekwensinya yang tidak baik selama menjalani masa pidananya disana, “tutur sumber yang tidak lama lagi akan menghirup udara bebas.
Tidak jauh berbeda seperti dituturkan oleh sukarto salahsatu napi yang pernah menghuni rutan jambe pada pertengahan tahun 2018 yang kemudian dirinya meminta dipindahkan ke lapas lainnya dengan biaya pindah 3 juta karena begitu trauma dengan kekerasan yang dialaminyadi rutan jambe
Karto panggilan akrabnya merasakan hal yang sama pada saat pertama sekali dipindahkan ke rutan jambe,bahkan kaki karto nyaris saja patah akibat ditendang oleh kepala kamar karena pihak keluarganya terlalu lama mengirimkan uang 3 juta malam tersebut.
“ Sesudah aku hubungi,keluarga minta waktu sebentar cari pinjaman sana sini,aku oleh kepala kamar 12 disuruh tidur menyamping hadap ke dinding terus kakiku sebelah disuruh berdirikan di dinding,karena lama kali dikirim kepala kamar datangiku terus pijak kakiku yang kudirikan di dinding,sakitnya luarbiasa kukira sudah patah,kalaupun teriak besar-besar bakalan tidak ada ya bantu,apalagi petugas gak bakalan datang,mereka semua sudah tahu apa yang terjadi dikamar 12 “,ungkap karto yang mengakui sempat menjalani 3 bulan di rutan jambe.
Sementara itu Karutan Klas I Tanggerang Dedy Cahyadi yang dihubungi beberapa kali redaksi ViA handphone selulernya guna konfirmasi tidak bersedia menjawab panggilan,demikian juga beberapa pesan yang dilayangkan ke aplikasi WhatAps nya tidak dibalas.(Red)