|
Ilustrasi |
MEDAN,(BPN)- - Meski sudah ada unsur kelalaian, petugas Lapas Tanjung Gusta Medan, belum menerima sanksi tegas terkait kaburnya empat narapida Lapas Klas IA Tanjung Gusta Medan yang kabur Selasa (20/6/2017) lalu.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kemenkumham Sumut) belum melakukan upaya penindak tegas terhadap petugas lalai tersebut, termasuk Kepala Lapas Klas IA Tanjung Gusta Medan, Asep Syarifuddin selaku orang bertanggung jawab atas kabur tahanan tersebut.
Kemenkuham Sumut sendiri sudah melakukan pemeriksaan secara internal terhadap anggota Asep Syarifuddin, yang dinilai lalai dalam bertugas dengan akibatkan 4 napi melarikan diri saat subuh pada bulan Ramadan, lalu.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan seluruhnya di Lapas Tanjung Gusta Medan saat terjadi pelarian yang terjadi saat subuh. Setelah makan sahur, jadi pemeriksaan sudah selesai dilakukan," ungkap Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv Pas) Kemenkuham Sumut, Hermawan Yunianto, Senin (28/8/2017).
Kemudian, Hermawan mengatakan setelah pemeriksaan dilakukan. Berkas acara pemeriksaan (BAP) diserahkan kebagian Sekretariat Jenderal Pemasyarakat Kemenkuham Pusat di Jakarta. Guna proses tindaklanjut sangsi diberikan tersebut dari Kemenkuham Pusat diteruskan ke Kemenkuham Sumut.
"5 orang yang kita periksa dari pelaksana penjaga keamanan, komandan jaga dan petuga yang piket. Itu lah kita mintai keteranganya," sebut Hermawan.
Hermawan dengan tegas mengungkapkan bahwa petugas Lapas dibawah kepemimpinan Asep Syarifuddin sudah jelas menunjukan kelalai saat bertugas. Dimana, napi berada di sel bisa melarikan diri dengan perencanaan sudah dilakukan beberapa hari sebelumnya.
"Kelalaian tetap ada, ini tetap human error. Makanya ada kelalai didalam ini," sebut Hermawan, yang tidak menutupi kesalaha dari petugas di Lapas Tanjung Gusta Medan.
Hermawan mengatakan keempat napi itu, berada di sel khusus atau sel strap (Sel hukuman). Namun, lagi-lagi petugas keamanan saat itu tidak melakukan pengawasan dengan melakukan kontrol.
Ditambah lagi, ada komunikasi dilakukan 4 napi dengan pihak luar untuk memuluskan pelarian tersebut. Yang kuat dugaan menggunakan handpone yang dimilik para napi itu.
"Jadi terhadap pegawai yang pada malam hari itu, mendapat tugas kontrol blok. Dimana para napi tersebut berada (sel starap). Namun, tidak dilakukan. Itu dianggap lalai," ungkap Hermawan dengan cetus.
Dia mengakui personil pengamanan di Lapas Tanjung Gusta Medan, jumlahnya tidak seimbang dengan jumlah napi yang mau diawasi. Namun, Hermawan mengatakan kekurangan kekuatanan pengamanan, tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk membela diri.
"Memang jumlah petugas yang ada sangat kurang. Tapi, keadaan tersebut tidak bisa dijadikan sebagai alasan pembenar. Disamping itu komandan jaganya juga dianggap turut bertanggung jawab atas terjadinya pelarian tersebut," jelasnya.
|
Kadivpas Sumut Hermawan Yunianto |
Untuk diketahui, Keempat napi yang kabur itu adalah Hussaini (35) warga Indrapura, Kota Aceh Besar, Aceh, kasus pembunuhan, hukuman 11 tahun penjara, Alhadi (30) warga Tapak Tuan Aceh Selatan, Aceh kasus pembunuhan hukuman 11 tahun penjara, Rudi Rahman (32) warga Aceh Selatan, Aceh, kasus narkoba hukuman 8 tahun penjara dan Muliadi (30) warga Aceh, kasus narkoba hukuman 8 tahun penjara.
Menurut kronologis kabur tahanan itu, dengan menggerjai besi ventilasi penjara. Kaburnya mereka dibantu 4 orang rekannya, yakni Saparuddin (30), Yulis (30), M Yusuf dan Fajar (15).
Keempat orang itu, sudah menyiapkan untuk pelarian keempat napi tersebut dengan barang bukti seperti samurai, golok pisau, tangga lipat, tali nilon panjang 30 meter, tali plastik, besi tenda, tas coklat, satu unit handpone, sarung tangan, sebo.
Dari 4 napi kabur itu, 3 berhasil diamankan pihak kepolisian, setelah mobil Avanza warna hitam, dengan plat nomor BL 935 AZ, mereka tumpangi menabrak 3 unit rumah di Jalan Lembaga Pemasyarakat, Kecamatan Medan Helvetia, Medan, berjarak 400 meter dari Lapas itu.
Sedangkan, seorang napi bernama Rudi Rahman berhasil melarikan diri saat peristiwa itu. Namun, sampai saat ini, belum juga berhasil diringkus kembali."Untuk satu napi (Rudi) masih terus dilakukan pencarian dan pengejaran bekerjasama dengan pihak kepolisian," tandasnya.(gosumut)