Kalapas Lubuklinggau Sudutkan Polri hingga Takuti Wartawan dengan nama Kalapas Heri Azhari
BAPANAS- Tewasnya salah
satu napi yang berhasil diamankan oleh petugas lapas lubuklinggau menimbulkan
sejuta tanda tanya dimata masyarakat.
Pasalnya
sang napi yang bernama riki risandi saar diamankan didepan lapas dalam keadaan
sehat bugar hanya luka memar dikepala bagian kiri namun tidak lama berselang
setelah diamankan kedalam lapas dikabarkan telah tewas.
Baca juga: Diduga Adanya Tindakan Kekerasan Tewasnya Napi Lubuklinggau,Ini Pengakuan Penghuni Lapas.
Berbagai
media massa,elektronik dan online mengangkat berita keberhasilan petugas menggagalkan
upaya pelarian kedua napi hinga tewasnya satu diantaranya.
Saat dikonfirmasi redaksi melalui aplikasi WhatApsnya kalapas linggau Ika enggan memberikan keterangan kronologis kejadian malah berupaya menakut-nakuti wartawan dengan mengatakan dirinya merupakan adik dari kalapas semarang Heri Azhari yang sebelumnya adalah mantan kadivpas aceh.
" Sedang di investigasi komandan, mohon ijin, saya adeknya pak Heri Azhari kadivpas aceh tempo hari",balas ika menjawab pertanyaan redaksi,Kamis (30/6/2019).
Yang tak kalah menariknya di media sosial video serta screenshot detik-detik penangkapan napi herdiansyah diareal persawahan yang berujung oleh oknum petugas sipir menampil perbuatan kekerasan yakni menginjak-ijak kepala napi tersebut hingga masuk kedalam tanah berlumpur disawah.
Uniknya saat dikonfirmasi oleh wartawan perbuatan kekerasan oknum petugas sipir tersebut kalapas terkesan membenarkan tindakan yang dilakukan bawahannya.Saat ditanya
wartawan atas tanggapannya disebuah media yang menyudutkan dan mencontohkan institusi
kepolisian atau polri dalam setiap penangkapan selalu dilakukan penembakan kalapas
menjawab jika tanggapannya tersebut merupakan candaan.
" Tidak ada maksud apa2 komandan, becanda ",tulisnya kepada redaksi.
Seperti diketahui upaya melarikan diri oleh kedua napi serta berujung tewasnya salahsatuapi serta diperlihatkannya kekerasan yang dilakukan oknum sipir pada napi yakni menginjak-injak kepala napi seolah bagi sang kalapas lubuklinggau merupakan bahan candaan.(Red)