Wakil Ketua MPR: Napi Kabur di Aceh, Persoalan Klasik dan Lemahnya Pengawasan Petugas Lapas
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani |
Berbagai tanggapan serta sorotan dari berbagai kalangan latarbelakang kaburnya ratusan napi di lpas yang beberapa waktu lalu juga terjdi kerusuhan.
Lemahnya pengawasan petugas lembaga pemasyarakatan (Lapas) mengakibatkan kaburnya 113 dari 726 napi lapas Kelas II A Banda Aceh seolah menjadi persoalan klasik yang kembali terjadi.
Demikian disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (30/11).
“Ini kan persoalan klasik. Persoalan bentrok di dalam, persoalan kebakaran, kemudian itu menjadi pintu narapidana yang kabur,” ujarnya.
Wakil Ketua MPR RI itu juga menyebutkan bahwa kejadian serupa terjadi di sejumlah tempat dan kerap terjadi berulang-ulang.
“Sebenarnya modus yang seperti ini sudah berulang di banyak tempat. terjadi, terjadi, dan terjadi karena selalu saja pengawasan dari petugas kita dari lapasnya selalu lemah,” kata Muzani.
Lebih lanjut, Muzani meminta semua pihak untuk menjadikan pelajaran atas peristiwa tersebut agar tidak terulang di kemudian hari.
“Oleh karena itu pelajaran yang terjadi di banyak Lapas harusnya menjadi pelajaran penting supaya peristiwa ini tidak berulang karena peristiwa ini sudah beberapa kali terjadi di Jawa dan sekarang terjadi di Aceh,” pungkasnya.
Sebanyak 113 dari 726 narapidana serta tahanan kebur dari Lapas Kelas II A Banda Aceh di Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (29/11), pukul 18.45 WIB. (Red/RMOL)