MEDAN,(BPN)- Pasca serahterima jabatan pimpinan baru di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Medan yang baru terjadi perubahan yang drastis.

Meski puluhan narapidana (napi) bandar narkoba telah dipindahkan ke nusakambangan namun peredaran narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas1 Medan disinyalir masih marak.

Bukan itu saja bebasnya peredaran serta pengendalian narkoba didalam lapas juga disinyalir melibatkan oknum sipir lapas.

Bukan saja membeckingi namun sejumlah oknum sipir lapas juga kerap bertindak sebagai Debt Collecttor (Penagih Hutang) Narkoba.

Dimana setiap hutang yang berhasil ditagih para oknum sipir tersebut mendapatkan bayaran yang tidak sedikit dari bandar narkoba.

Seperti terjadi di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan, dua oknum sipir yang bertugas di penjagaan bernama Ijal dan Ibrahim memanggil seorang napi untuk datang ke pos penjagaan, Senin (21/12/2020).

“ Napi itu bernama Ayyub, waktu itu jam tiga siang, napi itu dipukuli bagian muka dan badannya di pos penjagaan sama pak ijal dan ibrahim “,ungkap sumber yang tidak mau disebutkan namanya disini.

Setelah dilakukan penelusuran oleh sumber penganiayaan yang dilakukan oleh 2 oknum sipir tersebut berlatar belakang hutang narkoba napi ayyub pada napi lainnya yang berada dilapas yang sama.

Kedua oknum sipir tersebut diminta oleh napi bandar narkoba untuk menagih hutang narkoba pada ayyub.

“ Pegawai itu disuruh oleh napi disini juga untuk buat siayyub bayar hutang narkoba,jadi disini kalau pegawai yang tangani pasti dibayar kalau gak digebukin “,jelas sumber.

Kemudian sumber melanjutkan, “ Si ayyub itu diancam kalau malam mereka piket belum bayar bakal dipanggil lagi dan akan dipukuli lagi “,cetusnya. 

Sementara Kalapas Klas I Medan Erwendi yang dihubungi redaksi, Rabu (23/12/2020) mengatan belum mengetahui peristiwa tersebut.

Erwendi mengaku baru selesai sertijab dan baru sampai di medan namun dirinya akan mengcroscek hal tersebut.

" Saya belum tahu dan akan segera cros cek, ini baru sampai dan baru kemarin usai sertijab ", ujar erwendi yang sebelumnya adalah kalapas batu nusakambangan. (Red)