BAPANAS-
Putra Menkumham Yamitema Laoly mendadak menjadi sorotan serta perbincangan dikalangan publik lantaran dituding terlibat dalam melakukan monopoli bisnis ‘ Jeera Foundation ‘ di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).Putra ke-3 Yasonna Laoly, Yamitema dituding terlibat dalam bisnis mengelola koperasi dan kantin di sejumlah lapas dan rutan di Indonesia dengan lembaga Jeera Foundation.
Isu monopoli barang dan makanan di lapas dan rutan oleh Tema Laoly di lapas mendapat tanggapan dari Muda Husni salah satu petugas yang bekerja di Lapas Kelas I Rajabasa Bandar Lampung.
Beliau menceritakan jika sosok Tema Laoly memiliki sifat rendah hati, sederhana, peduli sesama, dan suka menolong.
Muda menceritakan jika dirinya mengenal tema 6 tahun lalu saat dirinya masih menjabat kepala pengamanan Lapas Klas 1 Medan dan Tema melakukan kunjungan ke lapas tersebut.
“ Kebetulan saya saya mengenal pak Tema itu 6 tahun lalu saat itu ada kunjungan ke Lapas Medan, orangnya rendah hati, sederhana, tidak sombong dan memiliki jiwa penolong. Jadi saya rasa keliru dan lebay sekali yg digembar-gemborkan di medsos itu “ ungkap Muda saat diwawancarai redaksi Sabtu(6/5).
Dalam wawancara tersebut Muda Husni menceritakan fakta koperasi dan kantin yang dikelola oleh Jeera Foundation tidak sesuai dengan apa yang disampaikan mantan narapidana dan mantan artis Tio Pakusadewo dalam podcast di channel youtube Uya Kuya.
Tio Pakusodewo ini telah 2 kali dipidana di Rutan I Cipinang dlm kasus yang sama yakni penyalahgunaan narkoba.
Tenaganya pernah dipakai Jeera utk mengajar dan melatih wbp dalam keterampilan seni lukis, namun karena berkali-kali melakukan pelanggaran memiliki HP dan melawan petugas sehingga tio dijatuhi hukuman tutupan sunyi beberapa hari.
Semejak itu Jeera tidak lagi memakai yang bersangkutan sebagai intruktur pelatihan.
Misi untuk menolong dan peduli sesama inilah dasar utama pak Tema mendirikan yayasan peduli anak bangsa yang menurut muda dikemudian hari diberi nama Jeera Foundation, dan nama Jeera itu sendiripun ada maknanya yakni bagaimana para napi atau wbp jera tidak membuat kesalahan lagi di masa mendatang dgn diberinya mereka beragam pengetahuan keterampilan dan keahlian yang bisa mnjadi bekal mereka kelak hidup di luar.
Berikut petikan kesaksian Muda Husni yang jg pernah juga bertugas di Lapas I Cipinang Jakarta, sebagai Kabid Pembinaan Napi periode Oktober 2007 - Desember 2019.
Setahu saya di beberapa UPT lapas dan rutan kategori besar jumlah penghuninya, koperasi upt melaksanakan tender atau lelang terbuka kepada rekanan sebagai pihak ketiga untuk membuka dan menjalankan usaha kantin yg menyediakan barang keperluan sehari hari petugas dan wbp, seperti makanan, minuman, jajan jajanan, sabun, sikat gigi, rokok dan lainnya.
Rekanan pemenang lelang usaha kantin akan menyetorkan kepada koperasi sejumlah uang kontrak yang dimenangkannya. Biasanya kontrak dengan koperasi per 2 atau 3 tahun.
Uang kontrak akan dibayarkan perbulan atau pertahun sekaligus kepada koperasi sebagai pihak pertama tergantung kebijakan pihak pertama.
Uang kontrak ini akan dibagikan oleh koperasi sebagai penambah kesejahteraan pegawai pada tiap bulan atau pertahun sebagai SHU.
Kewajiban lain pemenang lelang adalah mendukung kegiatan pembinaan WBP baik kepribadian maupun kemandirian.
Pembinaan kepribadian seperti kerohanian, olah raga, kepramukaan.
Sedangkan pembinaan kemandirian adalah berkaitan dengan pelatihan hingga mahir kegiatan keterampilan yang dapat menjadi bekal WBP tersebut hidup di masyarakat kelak yang mempunyai penghasilan untuk menghidupi diri dan keluarganya.
Jeera Foundation sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial memiliki beberapa unit usaha yang salah satunya pengadaan atau perdagangan barang kebutuhan pokok di bawah bendera PT Natur Palas Indonesia.
Khusus penjualan barang kebutuhan pokok di kantin koperasi lapas/rutan, sebagian keuntungan dipergunakan Yayasan Jeera utk mendukung kegiatan yang sudah saya jelaskan diatas namun tidak mengikat, seperti membantu sebagian biaya perayaan hari-hari besar, pengadaan hadiah perlombaan dan pertandingan yang diselenggarakan, penyediaan seragam pertandingan olah raga berikut hadiah para pemenang, pengadaan sarana dan prasarana pelatihan keterampilan, termasuk mndatangkan tenaga pengajar atau pelatih.
Ini semua dimaksudkan agar wbp tidak akan mengulangi lagi kesalahan serupa di masa mendatang, karena sudah diberi kesibukan yang bermanfaat bagi dirinya, yang narkoba tidak lagi narkoba, yang mencuri tidak lagi mencuri dan sebagainya.
Yayasan Jeera Foundation juga tidak melepas begitu saja wbp yang sudah mendapatkan pelatihan. Selesai menjalani pidana mereka direkrut atau diberi tawaran untuk brgabung bekerja dan diberi gaji pada unit-unit usaha yang dikelola Yayasan Jeera Foundation di luar lapas.
Inilah kelebihan Jeera, peduli dan mempunyai tujuan mulia untuk membantu sesama kjususnya para mantan narapidana agar bisa hidup normal dan mandiri mnghidupi dirinya dan keluarganya.
Kemudian tentang ocehan saudara Tio Pakusodewo yang menyebut..." Gak ada kalapas yang benar dan sipir-sipir taik semua" menunjukkan amarah, dendam dan kebencian tak mendasar, inilah salah satu tanda kerusakan parah syaraf otaknya.
Ini bisa disebabkan efek dari narkoba yang terus menerus dikonsumsinya.
Saya hanya bisa berdo'a kepada Tuhan YME Semoga saudara Tio Pakusodewo, diberi Tuhan kebaikan dan jalan yang lurus untuk selamat dunia akhirat.
Dan kepada seluruh petugas pemasyarakatan diseluruh Indonesia yang sudah bekerja dengan baik sesuai tusi, tetap semangat untuk berkarya memajukan, mewujudkan tujuan Sistem Pemasyarakatan membina para pelanggar hukum untuk sadar dan tidak mngulangi lagi kesalahan serupa di masa mndatang. Oknum petugas yang masih nakal agar segera sadar, insyaf dan bertobat karena perbuatanmu mnghancurkan citra dan marwah institusi secara keseluruhan, Pemasyarakatan maupun Kemenkumham secara keseluruhan.(redrilus)