![]() |
Ilustrasi |
SURABAYA,(BPN) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya membongkar komplotan pengedar narkoba jaringan lembaga pemasyarakatan (Lapas).
Kedua pria pengedar narkoba yang digulung BNN Surabaya, yakni Galih Pramono (23) dan Zendy Setiawan (31).
Kedua pria yang masih bersaudara asal Jl Keputran Kejambon dan Jl Embong Kaliasin, Surabaya itu ditangkap BNN Kota Pahlawan ditempat berbeda, Kamis (25/1/2018) lalu.
Galih ditangkap lebi dulu saat berada di kamar kos Jl Pakis Tirtosari Surabaya.
Saat dilakukan penggerebekan di kamar kos, petugas seksi pemberantasan BNN Kota Surabaya menemukan satu pipet yang masih ada sisa sabunya. Diduga Galih baru saja menimkati sabu.
Dari penangkapan Galih, petugas melakukan pengembangan.
Hasilnya, petugas melakukan penangkapan terhadap Zendy yang berdomisili di Jl Keputran Kejambon Surabaya. Dia masih famili dari Galih.
Dari penangkapan Zendy, petugas menyita sabu seberat 23,84 gram yang sudah dikemas dalam 19 poket sabu. Selain sabu, juga ditemukan puluhan plastik klip yang disiapkan guna membungkus sabu.
Dari hasil penyidikan yang dilakukan BNN Kota Surabaya, kedua pelaku itu mendapat pasokan narkoba jenis sabu dari pamamnya, BM (DPO) yang kini masih mendekam di Lapas Porong.
"Kedua pengedar ini masih saudara atau famili, Keduanya berperan sebagai pengedar narkoba di Surabaya," sebut AKBP Suparti, Kepada BNN Kota Surabaya, Senin (29/1/2018).
Galih dan Zendy mendapat suplai sabu dari pamannya sendiri.. BM yang kini masih berada di Lapas Porong. Ini yang sedang kami terlusuri dan kembangkan guna mencari jaringan ini.
"Ternyata ini jaringan masih saudara. Sementara yang kami tangkap dua orang. kalau BM masih DPO," tutur Suparti.
Zendy mengaku, dirinya sudah sekitar satu tahun terjerumus dalam narkoba. Awalnya sebagai pemakai, tapi akhirnya berperan sebagai pengedar sabu.
"Biasanya saya edarkan ke teman dan pemesan dekat rumah. Saya juga melayani pemesan di wilayah Surabaya lainnya," ucap Zendy.
Baca: Tujuh Pasangan Mesum Terjaring Razia dari Sebuah Hotel di Surabaya, Ini yang Tengah Mereka Lakukan
Dia menuturkan, mendapat upah Rp 500 ribu setiap mendapat titipan sabu yang disuplai dari pamannya (BM) yang masih berada di lapas. Sabu tersebut biasanya dibagi dalam bungkus poket hemat dan dijual ke pemesannya.
Zendy mengatakan, hasil dari jualan sabu ini dipakai dirinya dan untuk biaya pendidikan adiknya.
"Hasil jualan sabu ini tidak saya pakai sendiri, tapi juga buat bantu biaya sekolah adik," dalih Zendy.
Dari Galih dan Zendy, petugas BNN Kota Surabaya tak hanya menyita sabu sebagai barang bukti. Petugas juga menyita satu panci stenlis, tarus plastik klip kosong, timbangan digital warna hitam, HP merk Evercros, dompet berisi uang tunai Rp 90 ribu.
Kecuali mengungkap dan menangkap kedua pengedar sabu, BNN Kota Surabaya juga menyita dua bungkus berisi sekitar 2 ribu pil dobel L. Pil dobel L tersebut disita dari pelaku yang masih bawah umur.(Red/Tribunews)
loading...
Post a Comment