BAPANAS/JAKARTA- Tinggal di ruang terbatas bukan berarti peluang kesempatannya juga terbatas. Para narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Cipinang, Jakarta Timur kini diberi pelatihan dan pengalaman di bidang usaha kopi, melalui JeeraCoffee House.
Rutan Klas I bekerja sama dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) hari ini meresmikan JeeraCoffee House, kedai kopi di dalam rutan tersebut. Terletak di salah satu sudut rutan, kedai kopi ini lengkap dengan panggung untuk musik dan pemandangan kolam ikan.
Dekorasi dinding, kursi dan meja juga dibuat layaknya suasana kafe. Operasionalnya murni dikelola oleh para narapidana di dalam rutan, namun di bawah aturan ketat rutan.
Kepala Rutan Klas I Cipinang Asep Sutandar mengatakan, tujuan pelatihan dan pembuatan kedai kopi ini yakni untuk membekali para narapidana. Agar kelak saat bebas, mereka dapat menyambung hidup dengan keterampilan yang telah diperoleh. Misalnya, bekerja sebagai Barista di kafe kopi ternama atau membuka usaha kopi.
"Pelatihan ini agar kelak saat bebas, tenaga mereka dapat dimanfaatkan, mereka bisa bekerja sebagai Barista atau membuka usaha kopi," kata di rutan tersebut di Jakarta Timur, Kamis (8/9/2016).
Para narapidana menurutnya antusias ikut berlatih di kedai kopi tersebut. KNPI yang dilibatkan menghadirkan pelatih yang punya pengalaman mengolah kopi di Amerika Serikat.
"Yang mengajar itu lulusan Amerika, warga binaan yang selesai ikut pelatihan nanti dapat sertifikat dari Jeera," ujar Ketua KNPI DKI Gusti Arief, ditempat yang sama.
Metode pelatihan, lanjut Gusti, mulai dari tahap pengenalan biji kopi dengan mencium aromanya, penggilingan sampai jadi bubuk, meracik dan teknik memakai mesin kopi sehingga menghasilkan minuman kopi.
Bahan utama kopi yang dipilih asli tanah air, seperti dari Sumatera Utara, Jawa dan lainnya. Bahan utama dipasok dari luar, hanya diolah di dalam rutan. Pelatihan dilakukan selama tiga hari dengan jumlah pelatih sebanyak delapan orang.
Sehabis pelatihan dan bekerja di kedai tersebut, narapidana tetap mendapat bimbingan untuk menyajikan kopi. Gusti mengatakan, narapidana yang dipilih ikut pelatihan ini yakni yang masa tahanannya tersisa enam bulan. Agar, setelah bebas dapat langsung memanfaatkan keterampilannya.
Gusti yakin, para narapidana di rutan punya potensi untuk menjadi pembuat atau penyaji kopi terbaik, dan bersaing dengan yang bekerja di luar.
Gerhan Razak (32), salah satu narapidana yang jadi koordinator kegiatan ini mengatakan, saat ini sudah masuk pelatihan gelombang kedua. Total 100 narapidana yang sudah mendaftar untuk dapat pelatihan.
"Ini program pembinaan bagi narapidana supaya berkarya karena ada ketakutan keluar nanti bagaimana bersatu dengan masyarakat. Dengan ini paling tidak kita punya keterampilan dan keluar bisa berkarya," ujar Gerhan.
Ragam kopi
Kedai kopi itu buka mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Setiap hari dijaga empat orang dengan dua shift bergantian.
Kopi yang disajikan beragam, seperti macchiato, espesso, cappuccino, dan lainnya. Suguhan lain yakni ice tea, lemon tea, chocolate, dan lainnya. Sedangkan menu makanan ada lemper ayam, emping balado, kacang bawang, keripik, cheese cake, dan lainnya.
"Harga bervariasi, mulai Rp 12.000 sampai Rp 25.000," ujar pria yang divonis kasus penipuan selama tiga tahun itu.
Hasil penjualan kopi, lanjut Gerhan, untuk memberi upah narapidana yang bekerja. Selain itu, untuk membiayai pembinaan pelatihan.
Tak hanya pelatihan kopi, KNPI bersama pihak Rutan Cipinang Klas I juga mengadakan pelatihan pembuatan tas dan furniture. Untuk prodak tas, sudah dijual secara online melalui situs www.mauberubah.com, sebuah media online dari program Jeera yang merupakan kerjasama dari Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta dan KNPI DKI Jakarta.
Situs ini juga bertujuan untuk mengkampanyekan gerakan kesempatan kedua (second chance) bagi warga binaan dengan mendorong terbangunnya hubungan masyarakat umum di luar penjara dengan para warga binaan dalam bentuk sinergi pengembangan ide dan produk kreatif di dalam penjara.(KOMPAS.com)
Rutan Klas I bekerja sama dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) hari ini meresmikan JeeraCoffee House, kedai kopi di dalam rutan tersebut. Terletak di salah satu sudut rutan, kedai kopi ini lengkap dengan panggung untuk musik dan pemandangan kolam ikan.
Dekorasi dinding, kursi dan meja juga dibuat layaknya suasana kafe. Operasionalnya murni dikelola oleh para narapidana di dalam rutan, namun di bawah aturan ketat rutan.
Kepala Rutan Klas I Cipinang Asep Sutandar mengatakan, tujuan pelatihan dan pembuatan kedai kopi ini yakni untuk membekali para narapidana. Agar kelak saat bebas, mereka dapat menyambung hidup dengan keterampilan yang telah diperoleh. Misalnya, bekerja sebagai Barista di kafe kopi ternama atau membuka usaha kopi.
"Pelatihan ini agar kelak saat bebas, tenaga mereka dapat dimanfaatkan, mereka bisa bekerja sebagai Barista atau membuka usaha kopi," kata di rutan tersebut di Jakarta Timur, Kamis (8/9/2016).
Para narapidana menurutnya antusias ikut berlatih di kedai kopi tersebut. KNPI yang dilibatkan menghadirkan pelatih yang punya pengalaman mengolah kopi di Amerika Serikat.
"Yang mengajar itu lulusan Amerika, warga binaan yang selesai ikut pelatihan nanti dapat sertifikat dari Jeera," ujar Ketua KNPI DKI Gusti Arief, ditempat yang sama.
Metode pelatihan, lanjut Gusti, mulai dari tahap pengenalan biji kopi dengan mencium aromanya, penggilingan sampai jadi bubuk, meracik dan teknik memakai mesin kopi sehingga menghasilkan minuman kopi.
Bahan utama kopi yang dipilih asli tanah air, seperti dari Sumatera Utara, Jawa dan lainnya. Bahan utama dipasok dari luar, hanya diolah di dalam rutan. Pelatihan dilakukan selama tiga hari dengan jumlah pelatih sebanyak delapan orang.
![]() |
Kafee yang dikelola oleh napi rutan cipinang |
Sehabis pelatihan dan bekerja di kedai tersebut, narapidana tetap mendapat bimbingan untuk menyajikan kopi. Gusti mengatakan, narapidana yang dipilih ikut pelatihan ini yakni yang masa tahanannya tersisa enam bulan. Agar, setelah bebas dapat langsung memanfaatkan keterampilannya.
Gusti yakin, para narapidana di rutan punya potensi untuk menjadi pembuat atau penyaji kopi terbaik, dan bersaing dengan yang bekerja di luar.
Gerhan Razak (32), salah satu narapidana yang jadi koordinator kegiatan ini mengatakan, saat ini sudah masuk pelatihan gelombang kedua. Total 100 narapidana yang sudah mendaftar untuk dapat pelatihan.
"Ini program pembinaan bagi narapidana supaya berkarya karena ada ketakutan keluar nanti bagaimana bersatu dengan masyarakat. Dengan ini paling tidak kita punya keterampilan dan keluar bisa berkarya," ujar Gerhan.
Ragam kopi
Kedai kopi itu buka mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Setiap hari dijaga empat orang dengan dua shift bergantian.
Kopi yang disajikan beragam, seperti macchiato, espesso, cappuccino, dan lainnya. Suguhan lain yakni ice tea, lemon tea, chocolate, dan lainnya. Sedangkan menu makanan ada lemper ayam, emping balado, kacang bawang, keripik, cheese cake, dan lainnya.
"Harga bervariasi, mulai Rp 12.000 sampai Rp 25.000," ujar pria yang divonis kasus penipuan selama tiga tahun itu.
Hasil penjualan kopi, lanjut Gerhan, untuk memberi upah narapidana yang bekerja. Selain itu, untuk membiayai pembinaan pelatihan.
Tak hanya pelatihan kopi, KNPI bersama pihak Rutan Cipinang Klas I juga mengadakan pelatihan pembuatan tas dan furniture. Untuk prodak tas, sudah dijual secara online melalui situs www.mauberubah.com, sebuah media online dari program Jeera yang merupakan kerjasama dari Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta dan KNPI DKI Jakarta.
Situs ini juga bertujuan untuk mengkampanyekan gerakan kesempatan kedua (second chance) bagi warga binaan dengan mendorong terbangunnya hubungan masyarakat umum di luar penjara dengan para warga binaan dalam bentuk sinergi pengembangan ide dan produk kreatif di dalam penjara.(KOMPAS.com)
loading...
Post a Comment