![]() |
Tim Monev Kanwil Aceh saat sedang memberi penjelasan pada para napi |
TAKENGON,(BPN)- Keributan yang terjadi di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IIB Takengon pada Rabu (25/7/201) dipicu oleh penertiban yang sedang dilaksanakan oleh Kepala Rutan dan Kepala Pengamanan (KPR) yang baru.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Kemenkumham Aceh Drs.Meurah Budiman SH.MH melalui sambungan selulernya kepada Redaksi BAPANASNews.
Meurah budiman secara gamblang menceritakan asal mula kejadian keributan,dimulai saat pukul 18:50 WIB ada diantara napi yang tidak bersedia mengikuti latihan senam poco-poco.
Oleh Ka.KPR para warga binaan yang tidak mengikuti latihan senam dimasukkan kedalam kamar hunian lalu dikunci,menjelang shalat magrib dibuka kembali.
Saat latihan senam poco-poco sedang berlansung tiba-tiba terdengar banyak suara napi yang berteriak-teriak membuat kegaduhan menuduh Ka.KPR melakukan penistaan agama,dimana saat latihan sedang berlansung antara napi wanita dan pria di campur adukkan.
“ Selama ini karutan dan KPR yang baru disana sedang lakukan penertiban terkait larangan pengeluaran napi,jam kunjungan yang kerap terjadi masa kepala yang lama,sebenarnya ini pemicunya “,ujar meurah budiman.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan Polres dan Dandim Aceh Tengah menerjunkan aparat keamanan bersenjata lengkap ke rutan takengon.
Dibantu Dandim serta Kapolres Aceh Tengah melakukan mediasi dengan para napi yang berujung sejumlah tuntutannya yakni para napi meminta agar diberlakukan kebijakan Karutan bebas seperti dulu, seperti izin keluar, kerja diluar Rutan, jam bezuk/kunjungan dan lain-lain.
Disamping itu para napi meminta agar Karutan dan Ka. KPR mundur dari jabatannya dimana napi menilai kedua pejabat rutan yang baru ini telah melanggar SOP.
Para napi juga menilai lambannya serta dipermudah dalam proses pemberian hak napi seperti pembebasan bersyarat,cuti menjenguk keluarga dan cuti bebas.
Terakhir adalah para napi meminta.
“ Sebagian tuntutan napi dapat kita penuhi dan masuk akal seperti pemberian hak WBP pembebasan bersyarat,CMB dan CB agat tidak lamban,namun sebagian lain tidak dapat kita penuhi seperti permintaan mundur karutan dan KPR serta mereka yang diduga provokator meminta kepada pihak rutan agar jangan dipindahkan ke lapas lain “,beber Kadivpas Meurah Budiman yang mengaku sedang berada di Jakarta untuk mengikuti acara pengarahan dari menkumham.
Usai menyampaikan segala unek-unek dan tuntutan pukul 21:00 Wib para napi dengan tertib masuk ke kamar hunian masing-masing.
Hingga berita ini dilansir,kondisi rutan takengon telah kondusif dan berjalan normal walau dibeberapa pojok luar lapas masih terlihat sejumlah aparat keamanan dari unsur kepolisian dan TNI masih melakukan penjagaan untuk mengantispasi hal-hal tidak diinginkan terjadi.(Red)
loading...
Post a Comment