JAKARTA,(BPN)- Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso tak puas berulang kali menemukan fakta jaringan narkoba dikendalikan dari balik lembaga pemasyarakatan (Lapas).
Keterlibatan oknum pemerintah yang tak kunjung ditindak itu dinilai jadi kendala upaya pemberantasan narkoba.
"Para oknum ini bekerjasama dengan narapidana yang berkaitan dengan narkoba, ini menjadi satu hambatan beban kita yang tidak selesai-selesai," kata Buwas , Jumat, 19 Januari 2018.
Buwas tak mau hanya mendapat bantahan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkumham yang menyebut tak akan melindungi petugas yang terlibat peredaran narkoba. Mestinya, kata dia, tindakan tegas juga dilakukan agar temuan tak lagi terluang.
"Saya kira fakta dan pembuktian, narkoba 50 persen dikendalikan dari dalam lapas dan kita berkali-kali membuktikan dan menemukan," kata Buwas.
Buwas mengaku tak punya kuasa memberantas seluruh peredaran narkoba yang melibatkan oknum di institusi lain. Ia pun kesal bila informasi kejahatan narkoba yang disampaikan kemudian tak direspon dengan baik.
"Ini kan tidak mungkin saya mencampuri urusan dapur orang lain walaupun satu negara. Kita juga tidak mungkin bertempur sesama negara di dalam negara, itu tangung jawab masing-masing dengan cara masing-masing," ungkapnya.
Seluruh institusi negara mestinya membuktikan komitmen memberantas narkoba. Komitmen itu pun hanya bisa terjadi bila keterlibatan oknum internal bisa diatasi.
"Saya tidak cari popularitas dan kita tidak boleh membohongi masyarakat, tapi dengan fakta kita sampaikan dan harus ambil langkah-langkah membenahi sehingga narkoba bisa kita atasi dan tangani," tuturnya.
Buwas melanjutkan, Presiden Joko Widodo sudah mengistruksikan agar pelaku peredaran narkoba ditindak tegas. Karenanya, para petugas di instansi pemerintah sebagai para pembantu Presiden Jokowi diminta memiliki tanggung jawab agar tak dicap sebagai penghianat negara.
"Kekesalan saya ini karena tidak pernah disikapi dengan tuntas dan serius, padahal Pak Presiden ini serius sekali, sampai beliau bilang kalau perlu di dor (tembak mati), itu perintah presiden yang begitu kesal," tandas mantan Kepala Bareskrim Polri ini.(Red/metrotv)
loading...
Post a Comment