BAPANAS/Jakarta- Pasca dilantiknya Yasonna H Laoly sebagai Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Sang orang nomor satu di Kementeriannya mencetuskan Motto Kerja baru untuk peningkatan kerja yang lebih baik.
Yasonna menuturkan dirinya memperkenalkan birokrasi yang baru di Kemenkumham agar para stafnya bekerja lebih semangat lagi. “Saya memperkenalkan budaya birokrasi yang baru di kita, yang kita katakan, ‘Ayo kerja, kami PASTI’,” kata Yasonna.
Dia menjelaskan pula, PASTI itu merupakan akronim. P itu Profesional, A itu Akuntabel, S itu Sinergi, T itu Transparan, dan I itu Inovatif.
“Profesional, akuntabel, bersinergi vertikal antarsesama staf, dan horizontal vertikal ke atas dan ke samping. Pekerjaan itu harus bersinergi, harus seperti itu dan inovatif,” kata Yasonna.
Inovatif, lanjut dia, staf tersebut harus rajin masuk, kerjanya jelas, mampu menggunakan komputer, dan mampu mengembangkan diri agar dapat membuat semua sistem berjalan.
“Semua harus diterapkan secara baik. Kalau itu berjalan, mudah-mudahan semuanya juga akan. Ayo kerja kami PASTI, salam pembaharuan!” ujar Yasonna.
Selain soal kesejahteraan pegawai dan birokrasi, Menkumham Yasonna mengungkapkan pula bahwa beragam permasalahan muncul di lapas yang ada di Indonesia, khususnya Jakarta.
Salah satunya adalah jumlah penghuni narapidana (napi) yang semakin bertambah, namun tidak diiringi dengan penambahan petugas. Ia mencontohkan kondisi di Lapas Salemba dan Rutan Salemba, Jakarta Pusat.
“Tenaga kami coba bayangkan. Di Lapas Salemba (napi) 2.021 orang yang pengawalnya, pengamanannya cuma 25. Ini masih relatif baik. Di Rutan Salemba itu 3.150 (napi) petugasnya cuma 17 orang,” beber Yasonna.
Yasonna mengaku antara Kemenkumham dan Polri memiliki hubungan yang sangat baik.
“Makanya, untung kita selalu punya hubungan baik dengan Polri.
Jadi waktu kita butuh tambahan pengamanan Brimob akan dikirimkan ke kita. Jadi ini kerja sama yang baik dengan Polri tetap kita harus lakukan. Kalau tidak, kita tidak mampu,” papar dia.
Yasonna menuturkan tahun ini Kemenkumham sudah meminta tambahan personel kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi dan Imigrasi.
Sebab, Kementerian PAN-RB beserta Imigrasi merupakan pelayan publik dan memiliki fungsi yang cukup vital.
“Upaya perbaikan ke arah penambahan SDM (sumber daya manusia) sudah. Tahun ini saya sudah mengirimkan surat kepada Menpan supaya ada penambahan kami baik kepada lapas maupun Imigrasi,” tutur Yasonna.
“Jadi kemungkinan 2 titik pelayanan publik itu (lapas dan imigrasi). Yang langsung lapas itu tidak hanya pelayanan publik, pengamanan dan lain-lain, kita di keimigrasian juga perlu tambahan tenaga manusia,” imbuh dia.
Selain itu, Yasonna akan memperjuangkan adanya tunjangan pengawasan. Hal itu dirasanya sangat diperlukan mengingat kerja keras para sipir di Lapas yang harus mengawasi banyak napi dan tentu itu risikonya juga banyak.
“Sekarang kita sedang berpikir dan akan kita perjuangkan ini tunjangan risiko pada para pengawas, tunjangan risikonya seperti apa. Bayangkan 17 orang mengawasi 3.000-an napi, kan risiko ada.
Jadi tunjangan risiko supaya mereka betul-betul melakukan tunjangan itu secara bertanggung jawab,” Menkumham Yasonna menandaskan.(BP
Yasonna menuturkan dirinya memperkenalkan birokrasi yang baru di Kemenkumham agar para stafnya bekerja lebih semangat lagi. “Saya memperkenalkan budaya birokrasi yang baru di kita, yang kita katakan, ‘Ayo kerja, kami PASTI’,” kata Yasonna.
Dia menjelaskan pula, PASTI itu merupakan akronim. P itu Profesional, A itu Akuntabel, S itu Sinergi, T itu Transparan, dan I itu Inovatif.
“Profesional, akuntabel, bersinergi vertikal antarsesama staf, dan horizontal vertikal ke atas dan ke samping. Pekerjaan itu harus bersinergi, harus seperti itu dan inovatif,” kata Yasonna.
Inovatif, lanjut dia, staf tersebut harus rajin masuk, kerjanya jelas, mampu menggunakan komputer, dan mampu mengembangkan diri agar dapat membuat semua sistem berjalan.
“Semua harus diterapkan secara baik. Kalau itu berjalan, mudah-mudahan semuanya juga akan. Ayo kerja kami PASTI, salam pembaharuan!” ujar Yasonna.
Selain soal kesejahteraan pegawai dan birokrasi, Menkumham Yasonna mengungkapkan pula bahwa beragam permasalahan muncul di lapas yang ada di Indonesia, khususnya Jakarta.
Salah satunya adalah jumlah penghuni narapidana (napi) yang semakin bertambah, namun tidak diiringi dengan penambahan petugas. Ia mencontohkan kondisi di Lapas Salemba dan Rutan Salemba, Jakarta Pusat.
![]() |
Menkumham Yasonna H Laoly |
Yasonna mengaku antara Kemenkumham dan Polri memiliki hubungan yang sangat baik.
“Makanya, untung kita selalu punya hubungan baik dengan Polri.
Jadi waktu kita butuh tambahan pengamanan Brimob akan dikirimkan ke kita. Jadi ini kerja sama yang baik dengan Polri tetap kita harus lakukan. Kalau tidak, kita tidak mampu,” papar dia.
Yasonna menuturkan tahun ini Kemenkumham sudah meminta tambahan personel kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi dan Imigrasi.
Sebab, Kementerian PAN-RB beserta Imigrasi merupakan pelayan publik dan memiliki fungsi yang cukup vital.
“Upaya perbaikan ke arah penambahan SDM (sumber daya manusia) sudah. Tahun ini saya sudah mengirimkan surat kepada Menpan supaya ada penambahan kami baik kepada lapas maupun Imigrasi,” tutur Yasonna.
“Jadi kemungkinan 2 titik pelayanan publik itu (lapas dan imigrasi). Yang langsung lapas itu tidak hanya pelayanan publik, pengamanan dan lain-lain, kita di keimigrasian juga perlu tambahan tenaga manusia,” imbuh dia.
Selain itu, Yasonna akan memperjuangkan adanya tunjangan pengawasan. Hal itu dirasanya sangat diperlukan mengingat kerja keras para sipir di Lapas yang harus mengawasi banyak napi dan tentu itu risikonya juga banyak.
“Sekarang kita sedang berpikir dan akan kita perjuangkan ini tunjangan risiko pada para pengawas, tunjangan risikonya seperti apa. Bayangkan 17 orang mengawasi 3.000-an napi, kan risiko ada.
Jadi tunjangan risiko supaya mereka betul-betul melakukan tunjangan itu secara bertanggung jawab,” Menkumham Yasonna menandaskan.(BP
loading...
Post a Comment