Arman Depari: " Tiap hari kita kerja sama, namun hasilnya hanya omong doang "
JAKARTA,(BPN)- Badan Narkotika Nasional (BNN) menilai peredaran narkoba masih didominasi oleh narapidana yang saat ini berada di Lembaga Pemasyarakatan (lapas).
Hal ini disebabkan salah satunya karena lemahnya pengawasan yang dilakukan, terutama bagi para napi narkoba.
Mereka pun meminta agar Menteri Hukum dan HAM untuk mereposisi Dirjen Pemasyarakatan, yang selama ini, gagal dalam merevitalisasi penjara.
Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari mengharapkan agar kementerian untuk segera bertindak.
Menurutnya, 90 persen hasil pengungkapan yang dilakukan pihaknya, semua bersumber dari dalam lapas.
"Seperti pengungkapan 100 kilogram sabu dan 1,4 ton ganja, semua dikendalikan napi. Semuanya dikendalikan dari dalam lapas," katanya Arman di Jakarta, Sabtu (2/2/2019).
Menurut Arman Depari, selama ini pihaknya sudah melaporkan siapa saja bandar-bandar besar ke dirjen PAS.
Tetapi nyatanya para napi narkoba itu masih terdeteksi mengendalikan peredaran narkotika.
"Dengan maraknya peredaran dan juga penyeludupan yang dikendalikan oleh napi, bisa kita simpulkan bahwa memang pengawasan agak lemah, dan barang kali pengawasan terabaikan," ungkapnya.
Atas semua permasalahan itu, kata Arman, pihaknya meminta menteri Hukum dan HAM untuk mereposisi Dirjen PAS.
Pasalnya, semua data dan hasil penyelidikan sudah disampaikan, namun pengendalian dari dalam lapas masih terus terjadi.
"Apalagi, kami sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan dirjen PAS, namun tetap saja kami masih menemukan napi yang mengendalikan penyelundupan narkotika," tegasnya.
Selama ini, pihaknya bersama petugas gabungan, melakukan operasi selama berbulan-bulan, dan ini bukan suatu hal yang mudah.
Risiko yang dihadapi pun sangat serius, sebab yang mereka hadapi adalah para penjahat narkoba kelas kakap yang tidak jarang mempersenjatai diri dengan senjata api.
Di laut bermalam, berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan resikonya adalah keselamatan para anggota.
"Istilahnya, mereka (dirjen pas) tidak menghargai apa yang dilakukan anggota dilapangkan baik BNN, bea cukai, maupun angkatan laut, percuma kalau tiap hari kita tangkap orang tapi dari dalam mereka tetap bisa mengendalikan," terang Arman.
![]() |
Tersangka jaringan narkoba lapas tanjunggusta medan |
Kata dia, " Jangan seperti sekarang ini yang dinilainya tiap hari kita kerja sama, namun hasilnya hanya omong doang ", tegasnya.
"Kami semua memerangi narkoba, namun mereka malah membiarkan pengendalian dari dalam lapas," tegasnya.
Sebelumnya, BNN menggagalkan penyelundupan sabu seberat 100 kilogram yang dikendalikan narapidana lapas Tanjung Gusta atas nama Ramli.
Kemarin, ganja seberat 1,4 ton yang juga dikendalikan napi Kebon Waru, Bandung, atas nama Suparman, juga digagalkan petugas.
Keduanya masih bebas menjalankan bisnisnya dari balik jeruji besi karena pengawasan yang lemah.(red/tribun)
loading...
Post a Comment