Jakarta - Suara Menkum HAM Yasonna Laoly tiba-tiba meninggi. Dia lalu menggebrak mimbar tempatnya berpidato di depan taruna Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) dan Akademi Imigrasi (AIM), lembaga pendidikan tinggi di bawah Kemenkum HAM. Brak!
Kemarahan Yasonna tentu saja beralasan. Hal ini karena Tony alias Toge si bandar narkoba terkuak mendapat kamar dengan fasilitas mewah seperti AC, CCTV dan karaoke di LP Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumut.
Yasonna menggebrak mimbar saat dia memberikan kuliah singkat untuk peserta diklat Taruna AKIP dan AIM dengan tema Penegakan Hukum Melawan Narkoba di kantor Kemenkum HAM, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Rabu (13/4/2016).
Awalnya Yasonna membuka acara dengan salam. Kemudian dia menyebutkan sejak Presiden Jokowi memerintahkan memberantas narkoba, dia meminta jajarannya dari pusat sampai daerah untuk bekerja melawan narkoba seperti melakukan sidak penggeledahan.
"Dari 874 lapas ada 424 lapas dilakukan pengeledahan. 101 Bersih tetapi di tempat lain masih banyak (narkoba)," kata Yasonna.
Menurut Yasonna kalapas ikut bermain dalam kasus pemberian fasilitas mewah bagi bandar narkoba.
"Yang mengerikan, ada kalapas ikut bermain, ini persoalan mengerikan," kata Yasonna dengan nada tinggi.
Dia layak menyesalkan peristiwa itu karena baru saja memimpin raker kalapas agar melakukan pembersihan narkoba di lapas yang dipimpinnya. Tapi kemudian dia membaca berita di media massa seorang kalapas di Deli Serdang menyediakan tempat mewah bagi bandar narkoba dengan fasilitas karaoke dan AC.
Dalam kesempatan ini Yasonna sengaja mengenakan pakaian batik bercorak hitam. Sementara peserta mengenakan kemeja putih.
"Saya mau apa? Saya sengaja pakai pakaian hitam, saya berkabung, kalian baju putih. Bagi saya ini persoalan fundamental," tutur Yasonna sambil menggebrak mimbar. Tindakan Yasonna ini membuat ratusan peserta semakin khidmat menyimak pidato sang menteri.
Tony, bandar narkoba mengaku mendapatkan fasilitas mewah selama dia hidup di LP Lubuk Pakam. "Iya, saya memakai (sabu) di penjara. Saya dapat fasilitas juga," kata Tony saat diinterogasi oleh Direktur Psikotropika dan Precusor BNN, Brigjen Anjan Pramuka Putra, di lokasi pengungkapan kasus, Perumahan City Residence, Jl Sempurna, Kel Cinta Damai, Kec Medan Helvetia, Medan, Senin (11/4/2016). Kepala LP Klas II Lubuk Pakam, Setia Budi Irianto sudah diganti terkait kasus ini.(detik.com)
Kemarahan Yasonna tentu saja beralasan. Hal ini karena Tony alias Toge si bandar narkoba terkuak mendapat kamar dengan fasilitas mewah seperti AC, CCTV dan karaoke di LP Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumut.
Yasonna menggebrak mimbar saat dia memberikan kuliah singkat untuk peserta diklat Taruna AKIP dan AIM dengan tema Penegakan Hukum Melawan Narkoba di kantor Kemenkum HAM, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Rabu (13/4/2016).
Awalnya Yasonna membuka acara dengan salam. Kemudian dia menyebutkan sejak Presiden Jokowi memerintahkan memberantas narkoba, dia meminta jajarannya dari pusat sampai daerah untuk bekerja melawan narkoba seperti melakukan sidak penggeledahan.
"Dari 874 lapas ada 424 lapas dilakukan pengeledahan. 101 Bersih tetapi di tempat lain masih banyak (narkoba)," kata Yasonna.
Menurut Yasonna kalapas ikut bermain dalam kasus pemberian fasilitas mewah bagi bandar narkoba.
"Yang mengerikan, ada kalapas ikut bermain, ini persoalan mengerikan," kata Yasonna dengan nada tinggi.
Dia layak menyesalkan peristiwa itu karena baru saja memimpin raker kalapas agar melakukan pembersihan narkoba di lapas yang dipimpinnya. Tapi kemudian dia membaca berita di media massa seorang kalapas di Deli Serdang menyediakan tempat mewah bagi bandar narkoba dengan fasilitas karaoke dan AC.
Dalam kesempatan ini Yasonna sengaja mengenakan pakaian batik bercorak hitam. Sementara peserta mengenakan kemeja putih.
"Saya mau apa? Saya sengaja pakai pakaian hitam, saya berkabung, kalian baju putih. Bagi saya ini persoalan fundamental," tutur Yasonna sambil menggebrak mimbar. Tindakan Yasonna ini membuat ratusan peserta semakin khidmat menyimak pidato sang menteri.
Tony, bandar narkoba mengaku mendapatkan fasilitas mewah selama dia hidup di LP Lubuk Pakam. "Iya, saya memakai (sabu) di penjara. Saya dapat fasilitas juga," kata Tony saat diinterogasi oleh Direktur Psikotropika dan Precusor BNN, Brigjen Anjan Pramuka Putra, di lokasi pengungkapan kasus, Perumahan City Residence, Jl Sempurna, Kel Cinta Damai, Kec Medan Helvetia, Medan, Senin (11/4/2016). Kepala LP Klas II Lubuk Pakam, Setia Budi Irianto sudah diganti terkait kasus ini.(detik.com)
loading...
Post a Comment