BAPANAS- Ternyata isu lembaga pemasyarakatan (lapas) menjadi salahsatu sarang narkoba bahkan terakhir kali kepala BNN Komjen Budi Waseso atau Buwas menyatakan 50% peredaran narkoba di Indonesia dikendalika dari balik penjara.
Buka itu saja keterlibatan petugas lapas dalam kegiatan bisnis para napi bandar narkoba menjadikan lapas sebagai tempat yang nyaman serta terlindungi dari para aparat penegak hukum.
Ditetapkannya karutan purworejo sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana pencucia uang (TPPU) menambah semaraknya pemberitaan terkait peredaran narkoba yang dikedalikan oleh napi bos narkoba.
Ternyata tudingan buruk tentang peran petugas lapas dan membeti perlindungan kepada napi bandar narkoba serta bisnis haramnya, Menjawab berbagai tudingan buruk dari berbagai kalangan,Redaksi menemukan sebuah tulisan isi hati seorang petugas pemasyarakatan dalam akun Facebook Rutan Medaeng dalam menanggapi hal tersebut.
Jika Setuju. Tolong dibagikan, biar mereka tau menilai kita jangan hanya satu sisi harusnya dari sisi yang lainnya juga.... ini merupakan suara hati seorang *Petugas Pemasyarakatan*
"Kenapa Kami selalu menjadi Kambing Hitam"
Awalnya kami berpikir bahwa kami merupakan objek berita yang katanya laku di pasaran oleh para pewarta. Mengapa demikian ? saat mereka gak da berita Petugas Pemasyarakatan dan Penjara di jadikan obyek, jual sana jual sini plesiran napi dan lain lain. Buruk ? ya Jelas HAL BURUK.
Yang jadi pertanyaannya Kapan Para Pewarta Mengangkat Berita Positif, Berita Prestasi para Petugas Pemasyarakatan yang bertugas di penjara?? Pernah tidak? Kami bisa Menjadi Guru, Jadi Orang Tua, Saudara, bahkan Teman bagi Warga Binaan Pemasyarakatan. Kami bisa jadi psikolog walaupun disiplin ilmu kami jauh dari psikolog. Memberikan saran dan masukan terhadap kesulitan mereka. Itu tugas kami itu ibadah kami.
Pernah tidak Para Pewarta di Negeri ini mengangkat tentang keprihatinan mereka terhadap kami saat menjaga mereka di Rutan? Pernah tidak para pewarta meliput betapa tidak berharganya Nyawa kami saat sedang bertugas.
Kami juga manusia biasa. Disaat melaksanakan tugas 1 orang bisa bahkan HARUS dan WAJIB Menjaga/mengawasi 60-90 orang. Ini manusiawi kah ? saat kami bertugas hanya bermodalkan Senjata “BISMILLAH”..
Kami juga manusia biasa. Disaat melaksanakan tugas 1 orang bisa bahkan HARUS dan WAJIB Menjaga/mengawasi 60-90 orang. Ini manusiawi kah ? saat kami bertugas hanya bermodalkan Senjata “BISMILLAH”..
Kami hanya manusia biasa juga, yang dimana di tempat kami berbagai tindak criminal di kirim. Tempat kami bukan tempat sampah. Eh iya hampir lupa katanya juga di tempat kami sarang Narkoba. Katanya di tempat kami dijadikan tempat untuk mengendalikan peredaran narkoba. Yang jadi pertanyaannya, seberapa banyak narkoba yang ada di dalam dibandingkan dengan yang berada di luar ?
Tapi tempat kami yang selalu jadi sasaran empuk buat numpang tenar, numpang menunjukan power bagi orang orang tertentu. Bertanya tentang oknum yg kena jebakan narkoba, banyakan mana coba?
Kami Anti Narkoba, kalaupun Bisa Lolos dan Masuk ke dalam karena kami pun Hanya Manusia Biasa, punya 2 mata, 2 tangan, dan 2 kaki yang harus mengawasi yg jumlahnya bisa ribuan, dan Kami katakan *“TIDAK SEMUA* HARGA DIRI PETUGAS BISA DIBELI DENGAN UANG DAN MATERI”.(Red/rls)
loading...
Post a Comment