Buntok– Menindaklanjuti arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas) serta Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) mengenai pentingnya penguatan pembinaan kemandirian warga binaan melalui pengembangan produk lokal, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Buntok melaksanakan kegiatan pengolahan keripik pisang bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) perempuan.
Program ini merupakan bagian dari upaya Rutan Buntok dalam mewujudkan pembinaan yang berkelanjutan dan produktif sesuai dengan arahan nasional, dengan fokus pada pengembangan keterampilan yang bernilai ekonomi.
Plh. Kepala Rutan Buntok, Tigor Immanuel Hutabalian, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal dalam pengembangan produk olahan lokal yang dapat menjadi ciri khas Rutan Buntok.
“Kami merespons positif arahan Menimipas dan Ditjenpas. Melalui pelatihan keripik pisang ini, kami ingin membentuk mental wirausaha pada WBP perempuan, membekali mereka dengan keterampilan yang bisa digunakan untuk mandiri setelah bebas nanti,” ujar Beliau.
Keripik pisang dipilih karena bahan bakunya mudah didapatkan di wilayah Barito Selatan, proses pengolahannya relatif sederhana, namun memiliki peluang pasar yang menjanjikan.
Kegiatan ini sekaligus menjadi pelatihan awal yang meliputi teknik pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan produk yang menarik dan layak jual. Kegiatan ini juga diharapkan nantinya mendapat dukungan dari Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kabupaten Barito Selatan, yang turut menghadirkan instruktur sebagai narasumber pelatihan untuk produk lokal lainnya.
Salah satu WBP perempuan menyampaikan antusiasmenya. “Saya senang sekali ikut kegiatan ini. Ilmu ini sangat berguna, dan saya berharap bisa membuat usaha sendiri suatu saat nanti,” ucapnya.
Dengan kegiatan ini, Rutan Buntok berupaya tidak hanya menjalankan fungsi pemasyarakatan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas hidup warga binaan melalui produk lokal yang bernilai ekonomi.(Humas)
Post a Comment