![]() |
ilustrasi |
TARAKAN,(BPN) – Di tengah masyarakat, transaksi narkoba di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tarakan bukan cerita baru lagi. Bahkan, kasus ini bukan bukan rahasia. Ditambah lagi pengakuan si cantik Eka Lestari saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Tarakan, transaksi narkoba di dalam Lapas kembali mengindikasikan lemahnya pengawasan di dalam Lapas Tarakan.
Eka Lestari yang duduk sebagai terdakwa itu bahkan dengan gamblang menyebut nama salah seorang petugas Lapas Tarakan yang membantunya berkenalan dengan seorang bandar narkoba di dalam lapas. Nama anak buahnya disebut dalam pengakuan Eka ini membuat Pjs Kepala Lapas Tarakan, Ruslan heran.
Ruslan mengaku tidak tahu soal adabnya keterlibatan salah satu oknum anggotanya dalam transaksi narkoba yang dilakukan Eka Lestari pada bulan Februari itu. “Saya baru tahu mengenai hal ini, karena sebelumnya saya tidak pernah mendengar ada anggota saya yang terlibat transaksi sabu,” kata Ruslan , kemarin (6/6).
Namun Ruslan menegaskan tidak akan tutup mata. Dia mengatakan, jika pengakuan Eka Lestari dalam persidangan itu benar, maka dia akan memberikan sanksi tegas kepada anggotanya tersebut.
“Sudah tentu sanksi yang akan didapatkan ialah berupa pemecatan. Karena, oknum yang dimaksud itu telah menghalalkan kegiataan narkoba yang sudah dilarang oleh pemerintah,” tegasnya.
Ruslan mengaku, akan mencari tahu siapa saja oknum petugas Lapas Tarakan yang terlibat dalam transaksi narkoba itu. Pasalnya, kata Ruslan, hal serupa juga pernah terjadi dalam Lapas Tarakan.
“Sebelumnya,sudah pernah ada beberapa petugas kami yang dipecat karena terbukti terlibat narkoba. Kami tidak ingin ada petugas kami yang mencoreng nama instansi Lapas Tarakan,” katanya.
Meski tak mengetahui ada anak buahnya yang bermain dalam kasus narkoba, namun Ruslan kembali menekankan bahwa dirinya tak memungkiri ada ada kegiatan transaksi narkoba yang biasa terjadi setiap hari di dalam Lapas.
“Kalau di luar Lapas saja transaksi narkoba masih lancar, apalagi dengan yang di dalam sini, sudah jelas lebih banyak lagi,” akunya.
Bukan tanpa sebab Ruslan mengatakan hal tersebut. Menurutnya, semua kasus itu bisa terjadi karena banyaknya jumlah tahanan kasus narkoba yang ada di dalam Lapas Tarakan. Ditambah lagi, dengan petugas Lapas Tarakan yang sedikit menyebabkan pengawasan terhadap narapidana dalam kasus transaksi Narkoba menjadi sulit dilakukan.
“Yang namanya Napi pasti, biasanya lebih pintar dari pada petugas dalam berbuat kriminal. Apalagi, petugas kita sedikit, fasilitas kita juga minim. Sehingga, kondisi yang ada di sini mendukung betul untuk terjadinya tranksaksi narkoba,” imbuhnya.
Ruslan menambahkan, Lapas Tarakan saat ini sangat butuh anggaran dari pemerintah untuk merenovasi total Lapas Tarakan. Hal ini harus dilakukan agar para Napi yang ada tidak akan mudah membuat tindakan kriminal dari dalam Lapas.
“Renovasi gedung dan penambahan petugas jelas, kita sangat butuh itu. Karena jumlah Napi sekarang tidaklah sesuai dengan jumlah petugas yang ada, sehingga petugas sangatlah kesulitan dalam melakukan pengawasan,” tutupnya. (prokal)
loading...
Post a Comment