PALEMBANG,(BPN) – Tiga hari pasca kabur dari Rutan Klas I Palembang, lima tahanan dan napi yang lolos belum juga tertangkap. Kelimanya, Marsum Jefri, Bastoni, Udin, Okta Azizi, dan Ical Asmadi. Dari data yang dirilis, Marsum Jefri tinggal di Jl KH Azhari, Kelurahan 5 Ulu. Bastoni di Jl H Aguscik, Kenten Laut.
Kemudian, Udin beralamat di Jl Karya III, kecamatan Sematang Borang. Okta Azizi di Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa, dan Ical Asmadi di Jl KH Azhari, Kecamatan SU 1. “Mereka terus dilakukan pengejaran secara intensif,” kata Kepala Kanwil Kemenkumham Sumsel Sudirman D Hury, kemarin.
Sedang empat yang sudah tertangkap yakni Usman Gumanti, Sandi Sutrisno, Bustamil dan Pirli. Tak lama setelah kabur, Usman Gumanti, Sandi Sutrisno, dan Bustamil ditangkap dari tempat berbeda.
Usman ditangkap tak jauh dari rumahnya di Jl Perguruan Dalam, Kelurahan Plaju Ulu. Dia diringkus bersama temannya, Bustamil, warga Kompleks Bumi Mas Indah, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Talang Kelapa.
Sedang Sandi ditangkap tak jauh dari rumahnya di Jl Ki Merogan, Kelurahan Kemang Agung, Kertapati. “Mereka bertiga sempat mau pulang ke rumah mereka. Tapi tim gabungan sudah menunggu di dekat kediaman ketiganya,” jelas Sudirman.
Napi keempat yang berhasil ditangkap yakni Pirli. Dia warga Komplek Bumi Mas Indah, Kecamatan Talang Kelapa. Penangkapan berlangsung, Sabtu (27/5) sekitar pukul 09.00 WIB.
“Dia salah seorang otak kaburnya 17 tahanan dan napi,” jelasnya. Pemilik narkoba yang ditangkap jajaran Polda Sumsel itu sembunyi di rawa-rawa bekalang pemukiman warga, tak jauh dari Rutan Pakjo. Dia tidak bisa berlari jauh karena kaki kirinya patah pasca melompat dari tembok rutan setinggi 9 meter.
“Saat ditangkap, kami periksa kaki kirinya bengkak. Ada banyak luka karena kena kawat berduri yang dipasang diatas tembok,” beber Sudirman. Usai ditangkap, Pirli minta makanan karena kelaparan setelah berendam di rawa sehari semalam. Karena hari itu puasa pertama dan pukul 09.00 WIB petugas belum masak, Pirli akhirnya dimasaki mi instan oleh petugas.
“Sekarang dia dirawat di Klinik Rutan,” lanjutnya. Diwartakan sebelumnya, rencana pelarian 17 tahanan dan napi ini sudah disusun sejak 21 Mei lalu. Di dalam Blok E 9 kasus narkoba, ada 28 warga binaan. Dipimpin Ujang (napi yang divonis 11 tahun) melakukan koordinasi. Namun, hanya 17 napi yang merespon, 11 lainnya menolak ikut.
Ke-17 tahanan dan napi yang kabur yaitu Dedi Suprianto, Basri, Roni, Saidi, Jepriansyah, Abdullah Sani, Yogi Ari Lapasandi, dan M Andi Sukri. Kemudian Marsum Jepri alias Ujang (otak pelarian), Bastoni, Bustamil, Udin, Sandi Sutrisno, Pirli, Okta Azizi, Ical, dan Usman Gumanti.
Memanfaatkan kelengahan petugas, sejak Minggu (21/5), pukul 24.00 WIB, Ujang meminta Okta memotong terali kamar mandi pakai gergaji besi yang disiapkan Pirli. Terali dipotong bergantian oleh Okta, Pirli, dan Udin hingga pukul 03.00 WIB. Pemotongan terali berlangsung terus hingga 25 Mei lalu. (sumeks)
loading...
Post a Comment