BAPANAS/Jakarta- Dari 86 nama-nama calon hakim agung kali ini tercatat nama Dr Syahrial Yuska Bc.IP,SH.MH yang tidak lain adalah kepala Rutan Kelas IIA Bantul Propinsi Yogyakarta yang ikut memeriahkan pemilihan bursa calon hakim agung tahun 2016.
Dr Syahrial Yuska Bc.IP,SH.MH a menduduki Karutan Bantul sejak awal Januari 2014 dan sebelumnya adalah Kalapas Cilegon. Sebelum bertugas di Cilegon, Syahrial menjabat sebagai Kalapas Kediri.
Saat bertugas di Kediri, Syahrial menyelesaikan gelar doktornya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, pada akhir 2012.
Gelar tertinggi dalam bidang akademik itu diraihnya setelah berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul "Penyanderaan (Gijzeling) Dalam Rangka Penegakan Hukum Pajak Yang Berspektif Hak Asasi Manusia".
Gelar doktor itu menjadi modal utama untuk mendaftar hakim agung karena syarat hakim agung dari jalur nonkarier adalah minimal bergelar doktor.
Keikut sertaan Syarial dalam bursa calon hakim agung 2016 ini menjadi sejarah pertama di Indonesia seorang kepala penjara masuk bursa hakim agung.
Syahrial masuk bursa untuk kategori hakim agung kamar pidana. Dalam bursa hakim agung 2016 ini dipenuhi nama-nama dari unsur hakim karier, advokat, akademisi, jaksa, polisi hingga notaris.
Syarial saat ini sedang ikut seleksi tertulis di Mega Mendung, Bogor, bersama calon hakim agung lainnya. Ikut diseleksi juga 42 calon hakim ad hoc tipikor tingkat kasasi.
Seleksi kualitas terdiri dari penyelesaian studi kasus Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH), pembuatan karya tulis, penyelesaian kasus hukum, dan tes objektif.
Untuk pelaksanaan seleksi kualitas ini, peserta diwajibkan menggunakan laptop yang telah disediakan panitia.
Jurubicara Komisi Yudisial Farid Wajdi mengimbau masyarakat dengan identitas yang jelas untuk memberikan informasi atau pendapat secara tertulis tentang integritas, kapasitas, perilaku, dan karakter CHA dan calon hakim ad hoc Tipikor di MA yang saat ini sedang mengikuti seleksi kualitas.(TSA/Detikcom)
Dr Syahrial Yuska Bc.IP,SH.MH a menduduki Karutan Bantul sejak awal Januari 2014 dan sebelumnya adalah Kalapas Cilegon. Sebelum bertugas di Cilegon, Syahrial menjabat sebagai Kalapas Kediri.
Saat bertugas di Kediri, Syahrial menyelesaikan gelar doktornya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, pada akhir 2012.
Gelar tertinggi dalam bidang akademik itu diraihnya setelah berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul "Penyanderaan (Gijzeling) Dalam Rangka Penegakan Hukum Pajak Yang Berspektif Hak Asasi Manusia".
Gelar doktor itu menjadi modal utama untuk mendaftar hakim agung karena syarat hakim agung dari jalur nonkarier adalah minimal bergelar doktor.
![]() |
Karutan Bantul Dr Syahriah Bc.IP. SH.MH (Detikcom/Pemasyarakatan) |
Keikut sertaan Syarial dalam bursa calon hakim agung 2016 ini menjadi sejarah pertama di Indonesia seorang kepala penjara masuk bursa hakim agung.
Syahrial masuk bursa untuk kategori hakim agung kamar pidana. Dalam bursa hakim agung 2016 ini dipenuhi nama-nama dari unsur hakim karier, advokat, akademisi, jaksa, polisi hingga notaris.
Syarial saat ini sedang ikut seleksi tertulis di Mega Mendung, Bogor, bersama calon hakim agung lainnya. Ikut diseleksi juga 42 calon hakim ad hoc tipikor tingkat kasasi.
Seleksi kualitas terdiri dari penyelesaian studi kasus Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH), pembuatan karya tulis, penyelesaian kasus hukum, dan tes objektif.
Untuk pelaksanaan seleksi kualitas ini, peserta diwajibkan menggunakan laptop yang telah disediakan panitia.
Jurubicara Komisi Yudisial Farid Wajdi mengimbau masyarakat dengan identitas yang jelas untuk memberikan informasi atau pendapat secara tertulis tentang integritas, kapasitas, perilaku, dan karakter CHA dan calon hakim ad hoc Tipikor di MA yang saat ini sedang mengikuti seleksi kualitas.(TSA/Detikcom)
loading...
Post a Comment