BAPANAS- Ternyata kasus yang menimpa Wahid Husein mantan Kalapas Sukamiskin menjadi malapetaka bagi keluarganya.
Kasus korupsi mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husen masih jadi buah bibir publik. Pria yang menerima pemberian dari warga binaan itu malah membuat susah keluarga di rumah.
Husen terbukti menerima suap berupa hadiah dari warga binaan Lapas Sukamiskin, Fahmi Darmawansyah. Fahmi memberi satu unit mobil double cabin Mitsubishi Truton, sepasang sepatu boot, sepasang sendal merek Kenzo, tas merek Louis Vuitton dan uang Rp 39,5 juta secara bertahap.
Kini, sang istri harus berjuang untuk melanjutkan hidup dengan berjualan nasi uduk dan anak juga ikut ke jalan menjajakan kopi.
Kenyataan pahit itulah yang saat ini dirasakan Dian A (39), istri Wahid Husen yang harus rela berjualan nasi uduk demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Bahkan anaknya yang masih duduk di bangku SMA juga harus menanggung beban dengan ikut menjajakan kopi. Pasca divonis majelis hakim dengan 8 tahun penjara, Dian harus membiasakan diri untuk hidup mandiri.
"Sekarang saya kegiatan jualan nasi uduk, kadang jual yoghurt, mengerjakan orderan menjahit," ujar Dian.
Tak banyak yang disiapkan wanita ini, karena dalam satu hari ia hanya menyajikan 50 bungkus nasi uduk. Semua itu dijualnya ke kerabat-kerabat, saudara di kantor-kantor teman, dengan dijual seharga Rp20 ribu.
"Yang penting bisa untuk melanjutkan hidup, karena tulang punggung yang dirumah kan sudah nggak ada lagi," ungkapnya.
Semua yang dilakukan itu, kata Dian, karena hingga kini ATM milik sang suami yang berisi uang untuk kehidupan keluarga masih diblokir. Padahal dalam putusan, hakim memerintahkan KPK untuk mengembalikan semua bukti Wahid Husen.
"Untuk bukti-bukti memang sudah dikembalikan lagi. Yang disita itu kan ada dua kartu ATM dan asuransi," terangnya.
Yang cukup mengkhawatirkan, sambung Dian, adalah ia tidak bisa mencairkan asuransi milik sang anak sejak 2014 lalu. Pasalnya, asuransi senilai Rp400 juta, juga masuk dalam rekening yang hingga kini masih diblokir.
"Uangnya ditransfer ke rekening yang disita, saat saya cek ke ATM, enggak bisa diambil karena masih diblokir," tambahnya.
Agar kebutuhan hidup terus terisi, bukan hanya Dian yang mencari nafkah. Sang anak yang duduk di bangku SMA bahkan sampai rela berjualan kopi.
"Ya kalau nggak begini nggak bisa dapat uang agar bisa melanjutkan hidup. Makanya semua dilakukan," tuturnya.(Red/M.Akurat).
loading...
Post a Comment