![]() |
LP Klas I Malang |
Korban adalah Dhimas Putra Fajar, warga Wonokromo Gang 7, RT 27/RW 6, Kota Surabaya. Dia ditemukan gantung diri di teralis jendela kamar 4 Blok 2 dikhususkan untuk RS Lapas Kelas I Lowokwaru. Keberadaan bapak dua anak itu di lokasi untuk menjalani perawatan atas penyakit HIV AIDS yang diidapnya.
Kalapas Kelas I Lowokwaru Krismono mengatakan, kejadian itu diketahui 8 teman korban yang menghuni kamar tersebut, dini hari tadi. Robekan kaos digunakan sebagai tali untuk mengikat leher korban di teralis jendela.
"Sempat ditolong dengan menurunkan badan korban, tetapi saat diperiksa dokter sudah meninggal dunia," kata Krismono ditemui wartawan di Lapas Kelas I Lowokwaru Jalan Asahan.
Dia menegaskan, kematian tidak wajar Dhimas sudah dapat dipastikan karena gantung diri. Hal itu setelah, pihaknya melibatkan aparat kepolisian serta dokter Lapas untuk memeriksa kondisi jasad korban. "Tidak ada kekerasan, ini murni gantung diri," tegasnya.
Dhimas merupakan narapidana kasus pencurian dengan vonis hukuman 1 tahun 3 bulan penjara. Korban menghuni Lapas Lowokwaru sejak November 2016 lalu.
Dia kuat menduga, Dhimas gantung diri lantaran putus asa dengan kondisi kesehatannya. Di sisi lain, korban adalah pecandu narkoba kelas berat.
"Kemungkinan besar putus asa, karena penyakitnya serta jarang dikunjungi keluarga. Tiga bulan terakhir banyak menyebut nama istri dan anaknya," ungkap Krismono.
Dikatakan, selama ini korban menghuni kamar bersama delapan napi juga mengidap HIV AIDS. Upaya Lapas sendiri memberikan rehabilitasi bagi napi yang memiliki penyakit mematikan itu. "Korban ODHA, disini ada sembilan orang," kata dia.
Disinggung sudah dua kali napi Lapas Lowokwaru bunuh diri? Krismono mengaku, sudah melakukan pengawasan khusus serta memberikan pendampingan agar tidak terjadi lagi hal serupa.
"Ada sel santri, di situ bisa memberikan penguatan rohani bagi napi yang putus asa," jelasnya.
Krismono mengungkapkan, kondisi Lapas Kelas I Lowokwaru sudah over kapasitas dengan jumlah napi sebanyak 1906 orang. Padahal, idealnya Lapas Lowokwaru hanya menampung sebanyak 936 orang saja.
"Kita over kapasitas, tapi bagaimana lagi namanya Lapas Kelas I harus mengikuti aturan dalam hal ini menerima pemindahan napi dari seluruh Indonesia," ujarnya.
Membludaknya jumlah napi, lanjut dia, turut memengaruhi anggaran operasional Lapas. Dimana, anggaran bahan makanan akan habis pada bulan Agustus 2016 mendatang.
"Kami mulai ajukan, untuk anggaran bahan makanan. Karena penghuni banyak satu kamar harusnya dihuni 10 orang, kini ditempati sampai 25 orang," sambungnya.
Kini jenazah Dhimas dibawa ke Rumah Sakit D. Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk dilakukan otopsi.
loading...
Post a Comment