![]() |
Menkumham Yasonna H Laoly |
JAKARTA,(BPN)- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly tidak percaya bahwa 50 persen jaringan narkoba dikendalikan dari dalam lembaga pemasyarakatan ( lapas).
Yasonna justru menilai, pihaknya kerap menjadi korban akibat tudingan tersebut yang dinilai tidak memiliki dasar.
"Sering mengemuka dan kami sering dijadikan tumbal persoalan bahwa jaringan narkoba ada di lapas itu 50 persen," ujar Yasonna saat membuka rapat kerja teknis pemasyarakatan di Jakarta, Rabu (4/4/2018).
"Sampai sekarang saya sungguh-sungguh sulit mempertanggungjawabkan atau meyakini itu," kata dia.
(Baca juga: Buwas Sebut Petugas Lapas Penghianat Negara, Ini Respons Menkumham)
Yasonna mengakui, mungkin benar ada jaringan narkoba yang dikendalikan dari lapas. Namun, menurut dia, apabila disebut persentasenya mencapai 50 persen, ia tidak percaya.
Meski begitu, bukan berarti Kemenkumham tidak melakukan apa-apa. Saat ini, tutur dia, Kemenkumham telah membuat lapas dengan keamanan tingkat tinggi atau high risk security untuk bandar narkoba.
Lapas high risk security itu baru ada dua, yaitu Lapas Pasir Putih dan Lapas Baru di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah. Untuk kasus narkoba, lapas high risk security yang digunakan yakni Lapas Batu.
Menurut Yasonna, sistem pengawasan di lapas high risk security sangat ketat. Seluruh gerak-gerik setiap hari dimonitor oleh kamera pengawas atau CCTV. Satu sel juga hanya diisi oleh satu narapidana.
Peredaran narkoba di lapas menjadi salah satu perhatian khusus dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Bahkan, mantan Kepala BNN Komjen (Purn) Budi Waseso sempat jengkel dengan oknum petugas lapas yang justru kongkalikong dengan bandar narkoba
Bahkan, menurut Buwas, ada bandar narkoba yang sudah dua kali divonis mati, namun belum dieksekusi, ternyata masih mengandalikan jaringan narkoba dari balik penjara dengan memanfaatkan telepon genggam.
Padahal, kata Buwas, BNN dan petugas dari instansi terkait, seperti Polri, TNI, hingga Bea Cukai, sudah dengan susah payah menangkap para pengedar dan bandar narkoba tersebut.
Namun, setelah ditangkap, para bandar itu justru masih mengendalikan jaringan narkoba dari tempat yang lebih aman, yakni lapas, dengan bekerja sama dengan oknum penjaga lapas.(Red/kompas)
loading...
Post a Comment