![]() |
Ikustrasi |
Selain itu, BNNP Aceh juga mensinyalir ada banyak kasus lainnya juga dikuatkan oleh narapidana di balik jeruji. Pada tahun 2017, BNNP Aceh mencatat ada 600 kilogram lebih telah berhasil disita, rata-rata masuk barang haram tersebut di Serambi Mekkah melalui jalur laut di pantai Timur Aceh, yaitu mulai Aceh Utara, Aceh Timur sampai Aceh Tamiang.
"Hasil penyelidikan oleh BNN Pusat, sabu 212 kilogram yang ditangkap di Aceh Timur itu oleh salah seorang napi di salah satu Lapas di Aceh," kata Kepala (BNNP) Aceh, Brigjen Pol Faisal Abdul Naseer, Senin (18/12) dalam temu ramah bersama media terbangun di kantor BNNP Aceh di Banda Aceh, Senin (18/12).
Namun demikian, Brigjen Pol Faisal enggan menyebutkan Lapas yang kekurangannya tadi. Demikian juga ia tidak mau sertifikasi narapidana yang mengendalikan peredaran narkoba di Aceh. "Tentu memang ada, napi itu memesan sabu, jadi ada saja dengan pengendalinya di Lapas," jelasnya.
Untuk memperketat pengawasan penyelundupan sabu di Aceh. Ia mulai menggalang semua kekuatan, baik itu ulama, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan saham stakeholder lainnya untuk bersama-sama memberantas narkoba, termasuk peredaran ganja di Aceh.
"Pemberantasan narkoba itu wajib, kalau wajib memang harus kita lakukan, sudah fardhuin," jelasnya.
Selain itu, Faisal yang baru tiga bulan ini Kepala BNNP Aceh sudah menjalin kerja sama dengan Bea Cukai untuk melakukan pencegahan sejak dari layar dan laut. Selain itu, mengajak Angkatan Laut, Polisi Air, Polda dan Kodam secara bersamaan-sama-sama narkoba.
"Ini sesuai dengan perintah bapak Presiden agar kita harus berperang melawan narkoba," tegasnya.
Faisal juga sudah per berlaku kepada personelnya, bila ada bandar narkoba yang sedang bertempur di tempat. Akankah, apakah sebelumnya, tidak asal tembak?
"Perintah tembak ini, bapak Presiden lho yang minta, jadi saya siap berjalannya demi menyelamatkan generasi bangsa dari pengaruh narkoba," tutupnya.(Red/Mdk)
loading...
Post a Comment