JAKARTA,(BPN)- Masalah kelebihan kapasitas di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) di Indonesia membuat Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dicecar Komisi III DPR. Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Junimart Girsang mengatakan, insiden kerusuhan di Lapas Jambi pada Maret lalu terjadi karena kelebihan kapasitas.
Saat kunjungan ke Lapas Jambi, Junimart mengaku sempat berkomunikasi dengan penghuni lapas. Mirisnya, satu kamar berukuran 3x4 meter harus diisi oleh sekitar 47 orang.
"Tidak heran kalau insiden di Jambi kemarin meledak meletup begitu. Kami sudah perkirakan saat kunker di Jambi. Bagaimana mungkin isi rumah tahanan itu 2x3 diisi oleh 47 warga binaan di sana. Saya tanyakan bagaimana cara tidur, mereka mengatakan tidur sambil berdiri," kata Junimart di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/4).
Menurutnya, masalah ini terjadi karena buruknya koordinasi Kemenkum HAM dengan lembaga terkait. Dia menyayangkan dengan kebijakan lapas yang menempatkan para narapidana dengan hukuman pidana berbeda dalam satu tempat.
"Contoh perkara narkoba di bawah 0,2 gram tetap masuk. Artinya, mestinya Kemenkum HAM bangun koordinasi dengan lembaga terkait. Ini sangat perlu, tidak boleh Kemenkum HAM diam saja menerima," terangnya.
Junimart Girsang |
"Tolong Pak menteri mengimbau Pak Presiden, Menteri Keuangan itu kunker lah sekali-kali ke Lapas sana, biar mereka juga tahu lihat. Jadi jangan ke pasar, mall, ke rutan lah lapas sana. Ya presiden, Menkeu juga," jelasnya.
"Supaya mereka juga hatinya bisa kembali hidup 'oh begini toh di dalam', menyedihkan pak, mengharukan, kalau mengerikan sudah pasti. Tolong lah diimbau ke Bapak presiden, sekali-kali kunjungan lah ke rutan lapas biar beliau juga lihat begini lah situasinya," tambah Junimart.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyampaikan masalah-masalah yang terjadi di Lembaga Permasyarakatan yang dikelola instansinya. Salah satunya masalah kelebihan kapasitas Lapas untuk menampung narapidana.
Yasonna menyebut pihaknya telah mengantisipasi masalah kelebihan kapasitas itu dengan cara memindahkan narapidana ke lapas-lapas yang masih longgar.
"Mengurangi tekanan tekanan over kapasitas dengan mengurangi redistribusi narapidana dari beberapa tempat ke tempat yg longgar. Ini sudah dilakukan di jakarta, dari Cipinang dari Salemba ke Depok kita geser ke Sindur ke Karawang nah ini yang kita lakukan caranya," ujarnya.
Masalah kelebihan kapasitas itu pun berdampak pada persoalan kesehatan para narapidana. Masalah kesehatan yang muncul, kata dia, diantaranya soal sanitasi hingga gizi. Buruknya asupan gizi dikarenakan kecilnya anggaran makan untuk narapidana di Lapas.
"Masalah kesehatan narapidana ini juga karena over kapasitas Sanitasi yang tidak baik, gizi yang tidak baik karena jumlah makanan dan jumlah biaya, biaya makan satu hari hanya Rp 15 ribu reratanya. Ini juga membuat persoalan kesehatan," terangnya. [mdk]
loading...
Dimainkan beragam pilihan Game yang kamu suka hanya di
ReplyDeletePoker Ayam
Daftarkan diri kamu sekarang juga.