MANGUPURA – Napi yang sempat terganjal kasus pelecehan seksual pada anak yang divonis 8 tahun penjara ditemukan tak bernyawa dalam keadaan tergantung dengan seutas tali di terali besi kamar mandi kamar nomor 5 Blok Karangasem, Lapas Kelas II A Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Minggu (5/2/2017) sekitar pukul 00.10 Wita.
Korban bernama Rahma Prasetyo (29) merupakan narapidana yang sedang menjalani masa tahanan hukuman selama 1 tahun 3 bulan, sebelum mengakhiri hidupnya, Rahma juga menuliskan pesan terakhir di dalam buku yang ditemukan di tempat tidur korban.
Awalnya, penghuni Lapas lain, Eka Saputra (40) hendak membuang air kecil.
Namun kamar mandi ternyata masih digunakan oleh napi lain.
Ia pun menanyakan siapa yang menggunakan kamar mandi itu kepada temannya.
“Narapidana lain pun menjawab kalau Rama (korban, red) yang ada di dalam kamar mandi. Lalu saksi mencoba mengintip keberadaan Rama melalui sela-sela lubang pintu kamar mandi,” jelas sumber kepolisian, Kuta Utara, Badung.
Melalui lubang kecil itu, Eka melihat leher korban sudah terikat kain berwarna putih dan hitam yang tergantung di terali jendela besi.
Selain ditemukan tergantung, lidah korban juga tampak keluar serta kaki korban menyentuh lantai kamar mandi.
Seketika Eka berteriak melihat Rama yang sudah tak bernyawa tergantung di terali jendela besi kamar mandi.
“Saksi kemudian mencoba mendobrak kamar mandi dan menurunkan korban dari lilitan tali di lehernya,” jelasnya.
Korban kemudian dibawa keluar dari kamar mandi.
Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh pihak kepolisian.
Berdasarkan olah TKP, polisi menemukan sebuah buku yang berisikan pesan terakhir di tempat tidur korban.
“Buat Ibuk ku dan Bapak aku sayang kalian jangan lupa kirim doa buat aku ya buk dan bapak. Salam juga buat Weke jangan pikirin aku. Aku udah di alam yg tenang kok. Maaf jika anakmu sering berbuat salah buk dan bapak. Aku sayang kalian dari ku Rama,” tulisnya.
Selain menuliskan permohonan maaf kepada orang tuanya, Rama juga menyiratkan rasa cinta kepada istri dan anaknya.
“Buat yang tersayang Lisa dan Lika, maaf jika aku belum bisa membahagiakan kamu. Aku udah berusaha semampuku untuk terbaik buat kamu. Aku emang keterlaluan buat kamu tapi aku ngalakuin itu karna aku gak mau kehilangan kamu maaf aku harus pergi duluan mama sampai kapan pun aku akan slalu sayang sama kalian berdua sampai ketemu di alam yg beda ya mama dan anak ayah jangan lupa sering kirim doa ya. Ayah sayang kalian berdua I LOVE YOU Rama Prastyo,” ungkapnya dalam pesan yang ditulisnya.
Kemudian, pesan terakhir yang tertulis ditujukan kepada dua orang yang cukup dekat dengannya.
“Buat Pak Putu sama Pak De Dah. Terima kasih sudah membimbing Rama slama ini. Maaf kan Rama jika Rama banyak berbuat salah. Sekali lagi rama minta maaf smoga Tuhan melimpahkan Rejeki Buat Pak Putu sama Pak adi. Maaf Rama Pergi duluan,” tulisnya sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya.
Sementara itu, Kapolres Badung AKBP Ruddi Setiawan membenarkan kejadian ini.
“kejadiannya tadi malam,” jelasnya.
Jenazah napi Lapas Kerobokan ini kemudian dievakuasi ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan luar atau visum.(tribunnews)
Korban bernama Rahma Prasetyo (29) merupakan narapidana yang sedang menjalani masa tahanan hukuman selama 1 tahun 3 bulan, sebelum mengakhiri hidupnya, Rahma juga menuliskan pesan terakhir di dalam buku yang ditemukan di tempat tidur korban.
Awalnya, penghuni Lapas lain, Eka Saputra (40) hendak membuang air kecil.
Namun kamar mandi ternyata masih digunakan oleh napi lain.
Ia pun menanyakan siapa yang menggunakan kamar mandi itu kepada temannya.
“Narapidana lain pun menjawab kalau Rama (korban, red) yang ada di dalam kamar mandi. Lalu saksi mencoba mengintip keberadaan Rama melalui sela-sela lubang pintu kamar mandi,” jelas sumber kepolisian, Kuta Utara, Badung.
Melalui lubang kecil itu, Eka melihat leher korban sudah terikat kain berwarna putih dan hitam yang tergantung di terali jendela besi.
Selain ditemukan tergantung, lidah korban juga tampak keluar serta kaki korban menyentuh lantai kamar mandi.
Seketika Eka berteriak melihat Rama yang sudah tak bernyawa tergantung di terali jendela besi kamar mandi.
![]() |
Ilustrasi |
“Saksi kemudian mencoba mendobrak kamar mandi dan menurunkan korban dari lilitan tali di lehernya,” jelasnya.
Korban kemudian dibawa keluar dari kamar mandi.
Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh pihak kepolisian.
Berdasarkan olah TKP, polisi menemukan sebuah buku yang berisikan pesan terakhir di tempat tidur korban.
“Buat Ibuk ku dan Bapak aku sayang kalian jangan lupa kirim doa buat aku ya buk dan bapak. Salam juga buat Weke jangan pikirin aku. Aku udah di alam yg tenang kok. Maaf jika anakmu sering berbuat salah buk dan bapak. Aku sayang kalian dari ku Rama,” tulisnya.
Selain menuliskan permohonan maaf kepada orang tuanya, Rama juga menyiratkan rasa cinta kepada istri dan anaknya.
“Buat yang tersayang Lisa dan Lika, maaf jika aku belum bisa membahagiakan kamu. Aku udah berusaha semampuku untuk terbaik buat kamu. Aku emang keterlaluan buat kamu tapi aku ngalakuin itu karna aku gak mau kehilangan kamu maaf aku harus pergi duluan mama sampai kapan pun aku akan slalu sayang sama kalian berdua sampai ketemu di alam yg beda ya mama dan anak ayah jangan lupa sering kirim doa ya. Ayah sayang kalian berdua I LOVE YOU Rama Prastyo,” ungkapnya dalam pesan yang ditulisnya.
Kemudian, pesan terakhir yang tertulis ditujukan kepada dua orang yang cukup dekat dengannya.
“Buat Pak Putu sama Pak De Dah. Terima kasih sudah membimbing Rama slama ini. Maaf kan Rama jika Rama banyak berbuat salah. Sekali lagi rama minta maaf smoga Tuhan melimpahkan Rejeki Buat Pak Putu sama Pak adi. Maaf Rama Pergi duluan,” tulisnya sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya.
Sementara itu, Kapolres Badung AKBP Ruddi Setiawan membenarkan kejadian ini.
“kejadiannya tadi malam,” jelasnya.
Jenazah napi Lapas Kerobokan ini kemudian dievakuasi ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan luar atau visum.(tribunnews)
loading...
Post a Comment