MADIUN,(BPN) - Terungkap napi Lapas Madiun lah yang memesan 4 kilogram sabu-sabu asal China yang diamankan BNNP Jatim.
Napi itu mempekerjakan dua wanita asal Surabaya dan Palangkaraya sebagai pengedar.
Seperti diberitakan, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur, kembali meangkap pengedar narkoba jenis sabu-sabu, jaringan Lapas Kelas I Madiun, Kamis (2/5/2019) malam.
Dua pelaku yang ditangkap adalah perempuan berinsial Siti Artiasari (42) warga Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya dan Natasha Harsono (24) warga Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya.
"Kami berhasil mengamankan narkotika jenis methamphetamine atau biasa dikenal sabu-sabu. Sebanyak empat kilo.
Ini dikendalikan dari dalam Lapas Kelas I Madiun, dengan menggunakan perantara yang sudah kami amankan," kata Kabid Pemberantasan Narkoba BNNP Jatim, AKBP Wisnu Chandra, kepada wartawan, Kamis (2/5/2019) malam.
Wisnu menuturkan, dua pelaku yang ditangkap di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun ini hanyalah pengedar.
Keduanya, diminta bandar yang berada di dalam lapas Kelas I Madiun, untuk mengambil paket berisi empat kilogram sabu, yang dikirim dari Riau
Wisnu mengatakan, sabu-sabu seberat empat kilogram ini dipesan oleh seorang narapidana dari dalam Lapas Kelas I Madiun dari seseorang di Malaysia.
Sedangkan sabu-sabu dikirim dari China, melalui Malaysia menuju Riau.
"Pengendali narkoba ini adalah orang yang sedang menjalani hukuman, jadi statusnya narapidana di dalam lapas Kelas I Madiun," katanya.
Seminggu sebelumnya, Jumat (26/4/2019) malam, BNNP juga menangkap dua pelaku pengedar sabu-sabu, bernama Fajar Budiyanto, (43) warga Kota Madiun dan Arianti (32) warga Semarang, Jawa Tengah.
Kepada petugas BNNP Jatim, kedua pelaku mengaku barang tersebut dimiliki dan dikendalikan seorang narapidana yang masih menjalani hukuman di Lembaga Permasyarakatan Kelas I Madiun.
Namun, dikatakan Wisnu, dua pengedar bernama Siti amArtiasari dan Natasha Harsono bukan berasal dari jaringan yang sama, dengan dua pengedae yang ditangkap seminggu sebelumnya.
"Pengendalinya ini jaringan yang terpisah, beda orang, beda modus, beda jaringan," imbuhnya. (Red/Tribun)
loading...
Post a Comment