![]() |
Lapas Klas IIA Tarakan |
TARAKAN,(BPN) - Kemarin (13/9) tepat dua pekan Redrik Romandoni bin Ririsyoto alias Doni, kabur dari Lapas Tarakan, tepatnya sejak 30 Agustus lalu. Hingga saat ini pihak Lapas Tarakan pun belum mengetahui tanda-tanda keberadaan Doni.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan, Ruslan Makassau mengatakan, sejauh ini belum ada tanda-tanda perkembangan dari proses pencarian Doni yang menjadi narapidana atas kasus desersi (lari meninggalkan dinas ketentaraan tanpa tujuan kembali), dengan masa hukuman sembilan bulan sejak Februari lalu. Seluruh penjuru di Kota Tarakan bahkan sudah ditelusuri. Foto Doni juga sudah disebarkan.
Baik melalui media sosial maupun kepada pihak keamanan lainnya. Meskipun demikian pihaknya terus berusaha mengupayakan agar Doni segera ditemukan atau sebaiknya menyerahkan diri. “Sampai saat ini tanggal 13 September belum ada kabar berita,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu (13/9).
Ruslan pun tidak mengetahui keberadaan Doni, apakah masih bersembunyi di Tarakan atau berhasil ke luar kota. Yang diketahui Ruslan baru sebatas kemungkinan Doni tidak memiliki keluarga di Tarakan. Apalagi istrinya juga tidak diketahui di mana keberadaannya. “Setelah kami memanggil orang yang diakui sebagai mertuanya itu, kami ketahui sepertinya tidak ada keluarganya Doni di sini,” jelas Ruslan.
Kejadian kaburnya Doni ini menjadi pengalaman pertama bagi Ruslan, sejak bertugas di Lapas kelas IIA Tarakan beberapa waktu lalu. Berdasarkan kejadian ini, Ruslan pun berjanji pengawasan akan lebih ditingkatkan lagi. Namun bukan berarti mempersulit izin kepada warga binaan untuk beraktivitas di luar lapas.
Selama memenuhi persyaratan, jelasnya, warga binaan tetap bisa diizinkan, tetapi pengawalannya akan diperketat. Pemberian izin tentunya melewati sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) dan keputusan akhirnya ditentukan oleh kepala lapas.
“Izinnya bermacam-macam, ada yang menikahkan anaknya atau sebagai wali dari adik dan kakaknya. Ada juga karena orang tuanya sakit,” jelasnya.
Ruslan juga mengaku hingga saat ini Lapas Tarakan masih kekurangan petugas. Saat ini petugas baru 49 orang, dengan jumlah 995 warga binaan. “Saya berharap Doni cepat kembali supaya menjalani sisa masa tahanan, jadi cepat berkurang jumlahnya,” jelas. (Kaltaraprokal)
loading...
Post a Comment