MEDAN,(BPN)- Meski telah menjadi rahasia umum praktek pungutan liar di Rumah Tahanan Negara (Rutan)Klas I Medan seakan tiada habis-habisnya di rutan tersebut.
Mulai napi di wajibkan membayar untuk setiap penempatan blok dan kamar hunian,uang bertamu,hingga fasilitas kamar hunian 1 serta 2 yang harus dibayar mahal.
Belum lagi bisnis penyewaan kamar mewah untuk para napi yang ingin menyalurkan hasrat bersama wanita juga menjadi bisnis sebahagian petugas.
Sebut saja namanya bang napi yang sudah hampir habis menjalani masa pidananya di rutan tanjung gusta ini menuturkan tidak semua napi ataupun tahanan dapat menghuni kamar nomor 1 dan 2 yang berada disetiap bloknya.
Seperti kita ketahui di rutan tanjung gusta memiliki 8 blok hunian dimana disetiap blok memiliki 10 kamar dengan 2 kamar ukuran kecil yang berada tepat dipintu masuk blok.
Kebiasaan lazimnya penghuni kamar nomor 1 dan 2 adalah napi ataupun tahanan yang memiliki ekonomi menengah keatas seperti para bos narkoba dan terpidana korupsi.
Menurut bang napi yang sempat menghuni kamar special tersebut mengatakan untuk dapat menghuni kamar 1 dan 2 napi maupun tahanan tersebut harus membayar mahal dan jumlah sangat bervariasi mulai 2 juta hingga 5 juta.
Mereka yang menghuni kamar tersebut diberikan fasilitas special oleh pihak rutan yakni bebas menggunakan handphone,laptop,rice cocker,pemanas air serta pendingin ruangan.
Bahkan kamar nomor satu dan dua pada siang dan malam harinya hanya dikunci pintu kedua sedangkan kunci sel kamar dipegang oleh sinapi penghuni.
Tidak sampai disana saja kebiasaannya para penghuni kamar ini menjadi mesin ATM bagi para petugas dan pejabat rutan,mulai setiap petugas blok setiap harinya mendatangi kamar kedua ini meminta rokok dan uang minum.
Untuk setiap acara dan kegiatan yang dilaksanakan dirutan tanjung gusta para penghuni kedua kamar mewah ini tidak luput dari pengutipan sumbangan yang mencapai jutaan rupiah setiap kamarnya.
Bang napi juga ikut mengeluarkan uang 2 juta yang diminta oleh salah seorang staf KPR atas perintah Ka. KPR dan karutan yang katanya untuk di berikan pada setiap pejabat jakarta dan kanwil yang datang berkunjung ke rutan.
Praktek Pungli Pola Baru Marak di Rutan Tanjung Gusta Medan
Praktek Pungli Pola Baru Marak di Rutan Tanjung Gusta Medan
“ Pernah saat itu ada kunjungan kakanwil ke rutan bersama pejabat dari ditjenpas saya diminta bantu untuk tiket pesawat dan kawan-kawan kamar 1 dan 2 lainnya ada yang diminta untuk biaya hotel ataupun makan para pejabat yang datang kemari “,ungkap bang napi.
Ketika redaksi menanyakan terkait adanya sewa kamar untuk napi yang ingin tidur dengan istri ataupun menyalurkan hasrat biologisnya,bang napi membenarkan keberadaan kamar tersebut.
Kamar yang di pergunakan untuk penyaluran biologis tersebut sejak belasan tahun lalu telah ada dan dijalankan di rutan tanjung gusta,kamar yang dipergunakan yakni ruang para staf KPR.
Untuk sekali tidur bersama istri ataupun wanita lainnya di ruang staf KPR ini memiliki tarif perjamnya yang bervariasi serta disesuaikan dengan kondisi ruang kerja staf KPR yang di gunakan untuk esek-esek mulai 800 ribu hingga 1,5 juta perjamnya.
![]() |
Salahsatu kamar mewah di blok G rutan tanjung gusta medan |
Keberadaan dua kamar mewah serta kegiatan bisnis kamar esek-esek ini menurut bang napi sudah menjadi rahasia umum di rutan bahkan karutan sampai kakanwil juga ikut menikmati uang sewa kamar yang dilakoni petugas rutan melalui jasa tamping.
“ Ya tahulah semua,mana dilarang sama karutan dan kakanwil karena kan ada setorannya untuk mereka,kalau dilarang kan sudah dari dulu bisa tapi tidak dilarang karena ada manfaatnya buat mereka,bayangkan saja setiap harinya ada 5 sampai 10 orang pakai ruangan sudah berapa uangnya semua “,ujarnya membantah ketidaktahuan orang nomor satu di rutan dan kanwil sumut.
Sementara itu Kepala Rutan Klas I Medan Budi Situngkir yang dihubungi melalui sambungan telepon selulernya tidak menjawab,hanya terdengar suara voice mail,silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut ini.
Redaksi juga berupaya mengirimkan sebuah pesan singkat yang mempertanyakan kebenaran informasi adanya jual beli kamar si rutan klas I medan namun lama ditunggu tak ada satupun jawaban yang diberikan oleh orang nomor satu dirutan tersebut.
Redaksi: T. Sayed Azhar
loading...
Post a Comment