![]() |
Lapas Sarolangun |
Setiap warga binaan hanya dijatah Rp 15 ribu untuk biaya berobat setahun, atau Rp 43 per hari. Kepala Lapas Klas III Sarolangun, Supriyadi mengakui pihaknya kekurangan anggaran untuk pengobatan. Terlebih banyak warga binaan tidak memiliki BPJS Kesehatan, sehingga anggaran kerap habis sebelum akhir tahun.
"Anggaran ada tapi kecil, itupun kadang-kadang belum akhir tahun sudah habis karena ada yang rawat inap. Mereka tidak punya BPJS, itu (anggaran) kita keluarkan untuk biaya rawat inap," katanya kepada Tribun beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini pihak lapas Sarolangun belum memiliki fasilitas dokter dan perawat jaga. Praktis, saat keadaan darurat mereka harus merujuk warga binaan yang sakit ke rumah sakit, hal inilah yang kerap membuat pengeluaran membengkak.
![]() |
Kepala Lapas Klas III Sarolangun, Supriyadi |
Mengatasi masalah minimnya anggaran obat, pihak Lapas Sarolangun bekerjasama dengan pihak puskesmas Sarolangun untuk pengobatan warga binaan yang sakit. Hal ini, kata Kalapas sesuai imbauan Dirjen Pemasyarakatan agar setiap lapas bekerjasama dengan rumah sakit atau pusekesmas setempat melalui dinas kesehatan. (tribunnews)
loading...
Untuk Kedepannya semoga bisa menjadi perhatian kami dari Lapas Sarolangun terima kasih atas pemberitaannya.
ReplyDelete