Jakarta - Menkumham Yasonna Laoly tidak berani menjamin lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia bebas dari narkoba. Namun dia menegaskan upaya membenahi lapas termasuk memberantas peredaran narkoba dari balik jeruji terus dilakukan.
"Kami tidak berpretensi (lapas) bersih 100 persen, tetapi terjadi penurunan karena kami terus melakukan pembersihan," kata Yasonna, usai menyampaikan refleksi akhir tahun di Graha Pengayoman, Kemkumham, Jakarta, Kamis (29/12).
Menurut Yasonna, dari April 2016 terjadi penurunan peredaran narkoba di dalam lapas kendati dirinya tidak menyampaikan angka pembandingnya. Yasonna meyakini, menurunnya peredaran narkoba di lapas merupakan hasil dari terapi kejut berupa razia acak yang terus dilakukan di seluruh lapas.
"Kita sudah melakukan 1700 razia dari April," ujarnya.
Dikatakan, pembenahan lapas tidak mudah dilakukan karena persoalan over kapasitas dan tidak sebandingnya jumlah petugas dengan warga binaan yang harus diawasi. Namun, adanya penambahan anggaran tahun 2016 sebesar Rp 2 triliun pihaknya dapat melengkapi alat pendeteksi narkoba di dalam lapas.
"Di lapas kota-kota besar kita sudah punya alat x-ray," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga memastikan bakal terus melakukan pemberantasan pungli di jajaran Kemkumham. Sejauh ini, sudah ditangkap lima orang pegawai Kemkumham yang terlibat pungli. Tiga diantaranya merupakan pejabat eselon IV B imigrasi di Medan, satu orang pejabat lapas di Bandung, dan satu lagi merupakan pegawai pada bagian keuangan di Bengkulu.(Suara pembaharuan)
"Kami tidak berpretensi (lapas) bersih 100 persen, tetapi terjadi penurunan karena kami terus melakukan pembersihan," kata Yasonna, usai menyampaikan refleksi akhir tahun di Graha Pengayoman, Kemkumham, Jakarta, Kamis (29/12).
Menurut Yasonna, dari April 2016 terjadi penurunan peredaran narkoba di dalam lapas kendati dirinya tidak menyampaikan angka pembandingnya. Yasonna meyakini, menurunnya peredaran narkoba di lapas merupakan hasil dari terapi kejut berupa razia acak yang terus dilakukan di seluruh lapas.
"Kita sudah melakukan 1700 razia dari April," ujarnya.
Dikatakan, pembenahan lapas tidak mudah dilakukan karena persoalan over kapasitas dan tidak sebandingnya jumlah petugas dengan warga binaan yang harus diawasi. Namun, adanya penambahan anggaran tahun 2016 sebesar Rp 2 triliun pihaknya dapat melengkapi alat pendeteksi narkoba di dalam lapas.
"Di lapas kota-kota besar kita sudah punya alat x-ray," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga memastikan bakal terus melakukan pemberantasan pungli di jajaran Kemkumham. Sejauh ini, sudah ditangkap lima orang pegawai Kemkumham yang terlibat pungli. Tiga diantaranya merupakan pejabat eselon IV B imigrasi di Medan, satu orang pejabat lapas di Bandung, dan satu lagi merupakan pegawai pada bagian keuangan di Bengkulu.(Suara pembaharuan)
![]() |
Yasona Laoly (Istimewa) |
loading...
Post a Comment