BAPANAS - Narapidana penghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Kabupaten Pangkep terlibat bentrok dengan Petugas Lapas, Sabtu (31/12).
Bentrokan ini dipicu protes Puluhan Napi atas tindakan Kepala Rutan Pangkajene, Maulana Lutfianto yang diduga kerap menganiaya dan berlaku kasar terhadap Narapidana.
Salah seorang narapidana, Nasir Dg Tobo mengungkapkan, jika karutan sangat arogan, dia tidak segan memukul atau menendang narapidana jika berbuat salah, bahkan disertai dengan kata-kata yang tidak wajar dan merendahkan.
“Kami bosan dipukul, ditendang. Dia juga gampang caci maki kita, bahkan dibilangi anjing,” kata Nasir
Selain ringan tangan, Nasir juga mengakui jika sejumlah napi mengeluhkan jika dalam pengurusan Pembebasan Bersyarat (PB) dan Cuti Bersyarat (CT) para napi mengaku dimintai uang sebesar satu hingga Rp1,5 juta.
Lebih parahnya, salah seorang narapidana lain yang menolak disebutkan namanya menuturkan, jika setiap sabtu para narapidana dikumpulkan untuk olahraga bersama. Dan ajang oleh raga ini dimanfaatkan kepala rutan untuk mengajak napi berduel.
“Seperti tadi, kita dikumpulkan dilapangan terus disuruh terlentang. Ada napi yang sudah tua mengelus sakit, malah dimaki-maki,” ujarnya.
Beruntung, kerusuhan tidak berbuntut panjang, setelah puluhan anggota kepolisian yang dipimpin Kasat Sabhara Polres Pangkep, AKP Nirwan datang ke Rmah tahanan yang terletak di jalan poros Makassar – Pare Pare, tersebut.
Untuk mengantisipasi insiden susulan, 11 Narapidana dipindahkan ke Lapas Kelas I A Makassar Jl. St. Alauddin Makassar .(rakyatsulsel.com)
Bentrokan ini dipicu protes Puluhan Napi atas tindakan Kepala Rutan Pangkajene, Maulana Lutfianto yang diduga kerap menganiaya dan berlaku kasar terhadap Narapidana.
Salah seorang narapidana, Nasir Dg Tobo mengungkapkan, jika karutan sangat arogan, dia tidak segan memukul atau menendang narapidana jika berbuat salah, bahkan disertai dengan kata-kata yang tidak wajar dan merendahkan.
“Kami bosan dipukul, ditendang. Dia juga gampang caci maki kita, bahkan dibilangi anjing,” kata Nasir
Selain ringan tangan, Nasir juga mengakui jika sejumlah napi mengeluhkan jika dalam pengurusan Pembebasan Bersyarat (PB) dan Cuti Bersyarat (CT) para napi mengaku dimintai uang sebesar satu hingga Rp1,5 juta.
Lebih parahnya, salah seorang narapidana lain yang menolak disebutkan namanya menuturkan, jika setiap sabtu para narapidana dikumpulkan untuk olahraga bersama. Dan ajang oleh raga ini dimanfaatkan kepala rutan untuk mengajak napi berduel.
“Seperti tadi, kita dikumpulkan dilapangan terus disuruh terlentang. Ada napi yang sudah tua mengelus sakit, malah dimaki-maki,” ujarnya.
Beruntung, kerusuhan tidak berbuntut panjang, setelah puluhan anggota kepolisian yang dipimpin Kasat Sabhara Polres Pangkep, AKP Nirwan datang ke Rmah tahanan yang terletak di jalan poros Makassar – Pare Pare, tersebut.
Untuk mengantisipasi insiden susulan, 11 Narapidana dipindahkan ke Lapas Kelas I A Makassar Jl. St. Alauddin Makassar .(rakyatsulsel.com)
loading...
Post a Comment