BAPANAS/PASURUAN - Kepala SMKN Winongan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Evi Ristiana sangat senang mendapatkan penghargaan dari Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Indonesia yang diserahkan Arist Merdeka Sirait.
"Sangat senang sekali dan tidak pernah memikirkannya. Yang saya pikirkan hanya nasib anak - anak kami ini agar tetap bisa sekolah meski di penjara (Lapas Anak Blitar)," katanya kepada Surya Online.
Dia mengatakan, untuk memudahkan proses belajar mengajar ini, pihaknya memaksimalkan media sosial. Salah satunya, ia menggunakan aplikasi Edmodo.
"Setelah anak - anak kami mendapatkan izin mengakses internet, kami lebih mudah. Jadi beberapa pelajaran kami upload melalui edmodo. Dengan ini anak - anak lebih mudah," paparnya.
Tidak hanya itu, dikatakan Evi saat ini pihaknya juga memanfaatkan aplikasi skype.
Menurutnya aplikasi ini membantu untuk memberikan materi secara langsung.
Dengan skype, pihaknya bisa memberikan penjelasan langsung ke muridnya.
"Kendalanya hanya di sinyal saja. Kadang sambungan internetnya lemot. Ini yang menjadi penghambat," terangnya.
Sejauh ini, kata dia, anak - anaknya tidak mengalami kendala yang sangat signifikan. Artinya, siswanya mampu menyerap pembalajar jarak jauh.
"Allhamdulillah anak - anak bisa memahaminya. Setiap ada persoalan, mereka mampu mengerjakannya," imbuhnya.
Saat ini, ia mengungkapkan, pihaknya memberikan 13 mata pelajaran wajib seperti matematika, bahasa indonesia, pendidikan agama dan lainnya.
"Ada juga beberapa mata pelajaran khusus kejuruaan yang kami berikan dalam pembelajaran jarak jauh ini. Kami kirim modul dalam bentuk online, buku, dan rangkuman," tandasnya
Menurut Evi, program pembelajaran jarak jauh ini sudah berjalan selama enam bulan.
Menurutnya, program ini akan berlangsung terus sampai empat siswanya ini dinyatakan bebas dari penjara.
"Setiap satu bulan sekali, kami mengunjungi mereka untuk mengetahui perkembangan dan progresnya. Kalau ada kendala akan kami perbaiki ke depannya," ungkapnya.
Evi menambahkan, pihaknya juga menitipkan pembelajaran ke keluarga empat siswanya ini.
Ia yakin, bahwa pihak sekolah tidak bisa setiap bulan berkunjung ke Lapas anak di Blitar.
Artinya, diharapkan keluarga membantu sekolah dalam memberikan materi sekolah meskipun hanya dititipi materi untuk diberikan ke lapas.
"Kami berharap anak - anak ini tetap pintar dan berpengetahuan luas setelah ke luar penjara, karena kami anak - anak itu tidak bersalah," pungkasnya.(surya online)
loading...
Post a Comment