BAPANAS - Satuan Narkoba (Satnarkoba) Polres Cilegon terus melakukan pengawas ketat terhadap peredaran narkotika di Lembaga Pemasyarakatan. Dari sejumlah inspeksi mendadak (sidak) diketahui masih adanya jaringan di dalam lembaga Lapas.
Kepala Satuan Narkoba (Kasatnarkoba) Polres Cilegon, AKP Gogo Galesung mengatakan, sulitnya pengungkapan otak peredaran narkoba jaringan Lapas karena pelaku selalu menggunakan sistem rantai terputus untuk mengelabui petugas kepolisian.
Pihak kepolisian sangat sulit mengusut tuntas sindikat peredaran narkoba jaringan Lapas karena sulitnya melakukan pembuktian.
Beberapa kasus terungkap, meski diduga masih banyak yang lolos. Meski demikian, Satnarkoba Polres Cilegon telah menciduk beberapa tersangka pengedar dan atau jaringan Lapas.
Diantaranya, AD yang ditangkap pada Maret 2016. Kemudian, Bd, MU dan PJ ditangkap pada Juni 2016. Selanjutnya, IR, MZ serta HR pada Juni 2016 dan masih ada beberapa tersangka lainnya yang dalam pengejaran.
Biasanya, pelaku berkomunikasi dengan dunia luar menggunakan ponsel genggam.
"Jaringan Lapas ini menggunakan sistem terputus. Jadi, kita sulit melakukan pembuktian," katanya sebagaimana dikutip Banten Raya (Jawa Pos Group), Minggu( 28/8).
Kepala Satuan Narkoba (Kasatnarkoba) Polres Cilegon, AKP Gogo Galesung mengatakan, sulitnya pengungkapan otak peredaran narkoba jaringan Lapas karena pelaku selalu menggunakan sistem rantai terputus untuk mengelabui petugas kepolisian.
Pihak kepolisian sangat sulit mengusut tuntas sindikat peredaran narkoba jaringan Lapas karena sulitnya melakukan pembuktian.
Beberapa kasus terungkap, meski diduga masih banyak yang lolos. Meski demikian, Satnarkoba Polres Cilegon telah menciduk beberapa tersangka pengedar dan atau jaringan Lapas.
Diantaranya, AD yang ditangkap pada Maret 2016. Kemudian, Bd, MU dan PJ ditangkap pada Juni 2016. Selanjutnya, IR, MZ serta HR pada Juni 2016 dan masih ada beberapa tersangka lainnya yang dalam pengejaran.
Biasanya, pelaku berkomunikasi dengan dunia luar menggunakan ponsel genggam.
"Jaringan Lapas ini menggunakan sistem terputus. Jadi, kita sulit melakukan pembuktian," katanya sebagaimana dikutip Banten Raya (Jawa Pos Group), Minggu( 28/8).
Menurut Gogo, guna meminimalisir adanya peredaran narkoba yang dikendalikan oleh para pengedar jaringan Lapas, pihaknya terus melakukan upaya koordinasi dengan pihak Lapas, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan bea cukai.
"Koordinasi yang kita lakukan untuk mencegah adanya peredaran narkoba disini (Cilegon-red) mengarah pada jaringan-jaringan luar negeri, antar pulau, termasuk lapas," tuturnya.
Lebih lanjut, Gogo berharap, dengan adanya koordinasi dengan beberapa intansi tersebut jaringan Lapas di Banten dapat terungkap.
Selain itu, pihak Lapas juga diminta untuk memperketat aktivitas para narapidana, khususnya bagi penghuni Lapas yang kedapatan membawa telepon genggam.
"Kebanyakan diantaranya, bisnis narkoba dibalik Lapas ini dikendalikan peredarannya melalui jaringan telepon. Untuk itu mudah-mudahan melakukan pengetatan dan koordinasi yang baik dengan kita, rantai peredaran narkoba jaringan Lapas dapat diputus," harapnya.(jawapos)
loading...
Post a Comment