BAPANAS/SIMALUNGUN- Istri terpidana enam tahun kasus pembunuhan berinisial NS, Aziza mengaku digoda dan diajak kencan saat berkunjung ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Klas IIB Pematangsiantar di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun.
Perlakuan menyimpang itu datangnya dari salah seorang oknum petugas sipir Lapas, bernama Alpiandi Sembiring.
Ditemui di rumah kos - kosannya di sekitar Raya, Senin (1/8/2016), Aziza mengungkapkan, dirinya diajak kencan berawal ketika datang ke Lapas pada Februari lalu.
"Saya datang ke Lapas itu persisnya Jumat (26/2/2016) dan diantar supir mobil travel dari arah Kota Medan. Untuk bisa bertamu, sipir minta agar handphone (HP) dan tas sandang saya dititip padanya. Karena saat itu Lapas belum memiliki loker atau kotak tempat penitipan," ujar Aziza memulai kisahnya.
Sebelumnya, Aziza menuturkan, oknum sipir itu minta nomor HP nya, dan dirinya menjawab bahwa nomor kontak telepon selukernya bukan untuk umum. Jawaban itu ternyata membuat oknum sipir dimaksud meradang dan menuding bahwa buah tangan yang dibawa berisi narkotika jenis sabu.
"Sementara yang saya bawa saat itu sepasang sepatu yang dipesankan suami," papar Aziza.
Uniknya, sambung Aziza, sepulang dari Lapas, menuju ke tempat kosnya yang pertama, di sekitar komplek gereja GKPS Sondi Raya, HP nya berdering.
Karena nomor panggilan tak dikenal, perempuan berambut panjang itu mengabaikan. Ternyata HP nya kembali berdering lagi, sehingga Aziza menjawab panggilan masuk. Suara dari seberang mengaku bahwa dirinya adalah orang yang bertemu dengan Aziza di Lapas.
Aziza menuturkan, saat ditanya darimana mendapat nomor kontaknya, pria itu berkelit dan coba beramahtamah dengan menanyai tempat tinggal.
"Tak perlu tau dari mana, dimana tinggalmu di Raya ini. Biar saya jemput. Biar jalan - jalan kita sembari menikmati makanan. Kan suamimu dipenjara. Dia tidak akan tau nantinya," sebut Aziza meniru ucapan pria tersebut.
Dia mengaku, tak melayani permintaan itu. Namun ternyata itu tak membuat pria itu jera, bahkan keesokan harinya kembali menelepon dan merayunya agar mau jalan bersamanya ke Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.
"Ayolah kita ke Parapat, di sana menu hidangan hotelnya berkelas. Gak perlu takut, suamimu dipenjara dan gak mungkin dia tau," sebut Aziza menerangkan isi rayuan pria tersebu.
Alpiandi Sembiring, saat coba dimintai keterangan melalui nomor telepon seluler miliknya yang diberikan Aziza, saat dihubungi Senin (1/8/2016)sekira pukul 13.42 WIB, terkesan berkelit, dengan mengaku bahwa dirinya sedang menyetir kendaraan miliknya menuju ke arah Pematang Raya, tempatnya bekerja.
"Saya lagi menyetir pak, maaf nanti saja dihubungi balik. Saya buru - buru menuju Pematang Raya. Nanti ada polisi, kalau terlihat saat nyetir bertelepon dari HP, bisa - bisa nanti mobil saya ini ditilang," tukasnya. (hetanews.com)
Perlakuan menyimpang itu datangnya dari salah seorang oknum petugas sipir Lapas, bernama Alpiandi Sembiring.
Ditemui di rumah kos - kosannya di sekitar Raya, Senin (1/8/2016), Aziza mengungkapkan, dirinya diajak kencan berawal ketika datang ke Lapas pada Februari lalu.
"Saya datang ke Lapas itu persisnya Jumat (26/2/2016) dan diantar supir mobil travel dari arah Kota Medan. Untuk bisa bertamu, sipir minta agar handphone (HP) dan tas sandang saya dititip padanya. Karena saat itu Lapas belum memiliki loker atau kotak tempat penitipan," ujar Aziza memulai kisahnya.
Sebelumnya, Aziza menuturkan, oknum sipir itu minta nomor HP nya, dan dirinya menjawab bahwa nomor kontak telepon selukernya bukan untuk umum. Jawaban itu ternyata membuat oknum sipir dimaksud meradang dan menuding bahwa buah tangan yang dibawa berisi narkotika jenis sabu.
"Sementara yang saya bawa saat itu sepasang sepatu yang dipesankan suami," papar Aziza.
Uniknya, sambung Aziza, sepulang dari Lapas, menuju ke tempat kosnya yang pertama, di sekitar komplek gereja GKPS Sondi Raya, HP nya berdering.
![]() |
Aziza istri napi pembunuhan yang diajak kencan oknum sipir lapas siantar |
Aziza menuturkan, saat ditanya darimana mendapat nomor kontaknya, pria itu berkelit dan coba beramahtamah dengan menanyai tempat tinggal.
"Tak perlu tau dari mana, dimana tinggalmu di Raya ini. Biar saya jemput. Biar jalan - jalan kita sembari menikmati makanan. Kan suamimu dipenjara. Dia tidak akan tau nantinya," sebut Aziza meniru ucapan pria tersebut.
Dia mengaku, tak melayani permintaan itu. Namun ternyata itu tak membuat pria itu jera, bahkan keesokan harinya kembali menelepon dan merayunya agar mau jalan bersamanya ke Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.
"Ayolah kita ke Parapat, di sana menu hidangan hotelnya berkelas. Gak perlu takut, suamimu dipenjara dan gak mungkin dia tau," sebut Aziza menerangkan isi rayuan pria tersebu.
Alpiandi Sembiring, saat coba dimintai keterangan melalui nomor telepon seluler miliknya yang diberikan Aziza, saat dihubungi Senin (1/8/2016)sekira pukul 13.42 WIB, terkesan berkelit, dengan mengaku bahwa dirinya sedang menyetir kendaraan miliknya menuju ke arah Pematang Raya, tempatnya bekerja.
"Saya lagi menyetir pak, maaf nanti saja dihubungi balik. Saya buru - buru menuju Pematang Raya. Nanti ada polisi, kalau terlihat saat nyetir bertelepon dari HP, bisa - bisa nanti mobil saya ini ditilang," tukasnya. (hetanews.com)
loading...
Post a Comment