BAPANAS- Kejahatan penipuan menggunakan media sosial dan handphone kian marak terjadi ditanah air.
Tak sedikit masyarakat yang menjadi korban penipuan melalui handphone maupun medsos yang dilakukan narapidana (Napi) dari balik Lembaga Pemasyarakatan.
Kali ini aksi penipuan kembali dilakukan oleh empat napi yang menghuni Lapas Kuningan,dimana para korban berada di 17 negara.
Tak tanggung-tanggung modus para napi lapas kuningan ini mencatut sejumlah nama pejabat negara mulai duta besar,konsulat jenderal,anggota DPR RI hingga Menteri Luar Negeri.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipid Siber) Bareskrim Brigjen Slamet Uliandi kepada awak media.
Pengungkapan kasus penipuan ini berhasil setelah pihak kepolisian melakukan kerjasama dengan pihak lapas.
" Hasilnya, empat napi yang melakukan penipuan ditangkap. Yakni, DA, K, JS, dan TK. ’’Saat penggeledahan, ditemukan sejumlah barang bukti yakni 13 handphone, milik tersangka, belasan kartu SIM Card dan sabu seberat 131 gram
’’ ungkap Brigjen Slamet.
Untuk sabu seberat 131 gram ditemukan di salahsatu kamar napi,ditaksir senilai Rp 200 juta saat masih terus didalami oleh aparat kepolisian asal muasal barang haram tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan sejumlah pejabat lain. Lalu, ada keterangan biodata pejabat tersebut. Nah, akun itu digunakan untuk meyakinkan korban yang kebanyakan masyarakat Indonesia di luar negeri,’’ urainya.
Ada sejumlah cerita yang dibangun para napi untuk meyakinkan korban. Misalnya, bisnis jual beli kurma, pengurusan dokumen kepulangan ke Indonesia, hingga pengakuan sebagai keluarga pejabat yang sedang membutuhkan uang.
Para korban tersebut tersebar di 17 negara. Di antaranya, Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Sudan, Singapura, Uni Emirat Arab, Australia, Korea Utara, Meksiko, Belgia, dan Spanyol.
’’Kerugiannya masih terus dihitung. Jumlah sementara sekitar Rp 323 juta,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Hukum Administrasi Kementerian dan Perwakilan Otto Manik menjelaskan, awalnya ada keluhan dari warga Indonesia di Ottawa, Kanada. Dia mengaku tertipu oleh orang yang mencatut nama menteri luar negeri.
’’Lalu, kami sebarkan ke semua perwakilan dan konjen agar berhati-hati, tapi masih tetap terjadi penipuan. Yang akhirnya mampu dihentikan oleh Bareskrim,’’pungkasnya.(Red)
loading...
Sudah tak heran di dalam lapas ada sabu. Krn bandar narkoba semua adalah mesin pencetak uang oknum aparat nakal tertentu( nga semua jahat). Seperti di lapas Tanjung Gusta Medan ada bandar besar bernama Stevi yg sangat berkuasa, bisa mengatur oknum-nya mau razia, mutasi para napi yg menjadi saingan bisnis narkobanya pasti di hajar... Hidup big bos Stevi Vihara.....
ReplyDeleteYoi
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePak Karun aja kalah ama stevi, buktinya aja stevi tetap bisa bertahan di lapas tanjung gusta. Karun uda berangkat ke nusa kambangan... Tolong pak dirjen yg terhormat, Reinhart Silitonga berangkatkan saja bandar narkona Stevi harto ini ke Nusa kambangan. Supaya jaringan narkobanya putus rantai... Jaga nama baik Lapas yg bapak pimpin... Trimss. Mauliate godang.... Horas...
ReplyDelete