LEWOLEBA,(BPN) - Puluhan nara pidana (Napi) dan petugas di Lapas Kelas III Lembata, mengalami keracunan makanan Senin (29/10/2018) siang.
Mereka mengalami insiden tersebut, setelah mengonsumsi makanan yang dibawa ibu-ibu Santa Ana dari Paroki Lamahora, Lewoleba, Minggu (28/10/2018) siang.
Belum diketahui pasti jenis makanan apa yang mengakibatkan puluhan warga binaan dan petugas lapas mengalami hal tersebut. Tapi diduga kuat, lawar siput yang dibawa komunitas doa tersebut menjadi sebab kejadian itu.
Hingga sore ini, sebagian napi masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba. Sementara napi lainnya juga menjalani peratawan yang sama di dalam lapas setempat.
Para napi yang keracunan itu ada yang dirawat di RSUD Lewoleba, dalam pengawalan ketat aparat kepolisian bersama sejumlah petugas lapas lainnya. Sementara sebagian besarnya dirawat di dalam lapas. Hal itu, untuk menghindari pelbagai kemungkinan tidak diinginkan.
Di Lewoleba, beberapa napi yang keracunan, menuturkan, pada Minggu (28/10/2018), ibu-ibu yang tergabung dalam Komunitas doa Santa Ana bersama warga lainnya dari Lamahora mengikuti misa di Lapas Lembata.
Setelah misa, masih ada serangkaian acara lain yang diselenggarakan bersama para narapidana di lapas tersebut diikuti makan siang bersama di dalam lapas.
Saat makan bersama itu, ibu-ibu pulang. Demikian juga para napi kembali pada kesibukan lain di dalam lapas. Tapi mulai malam hari, sekitar pukul 21.00 Wita, suasana di dalam lapas mulai berubah.
Awalnya satu napi mengalami gangguan pencernaan yang hebat. Napi tersebut berteriak-teriak karena perutnya sakit tak tertahankan.
Setelah napi tersebut diantar le RSUD Lewoleba, tiga napi lagi mengalami hal yang sama. Mereka berteriak-teriak karena sakit perut yang dialaminya. Tiga napi tersebut langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan medis.
Ketika hari semakin larut, belasan napi lagi menderita hal yang sama. Mereka mual-mual lalu mencret. Sepanjang malam mereka tak bisa tidur karena perut seperti tersayat-sayat. Sakitnya luar biasa.
Mereka sempat minum obat tapi obat yang diminum itu tak membantu sama sekali. Bahkan saat muntah, obat yang ditelan itu pun keluar kembali.
Mereka juga berusaha minum larutan gula garam tapi hal itu tak membantu sama sekali. Bahkan larutan gula garam yang diminum pun keluar kembali saat muntah.
"Saat pagi tiba, kami langsung diantar ke IRD RSUD Lewoleba untuk dirawat. Setelah diinfus, keadaan kami mulai membaik walau masih terasa pusing. Mau makan juga rasanya masih mual," ujar Muhammad Irawan dibenarkan beberapa napi lain yang terbaring lemah di ruang IRD tersebut.
Adrianus Tobil, napi lainnya mengungkapkan hal senada. Dia mengatakan, ia mengalami sakit perut yang tak tertahankan sekitar pukul 23.00 Wita. Sejak itu ia tak bisa tidur sampai pagi. Sampai pagi ia mondar mandir ke kamar mandi sekitar 20 kali. Hal yang sama dilakukan napi lainnya.
"Kami setengah mati sekali. Keadaan ini terjadi setelah kami makan lawar siput pada siang hari. Kami yang makan lawar siput semuanya mengalami keracunan. Kami tidak tahu mengapa seperti ini," ujar Adrianus dibenarkan teman-temannya, saat ditemui , Senin (29/10/2018). (Red/Tribun)
loading...
Post a Comment