JAKARTA,(BPN) - Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat bersama Badan Narkotika Nasional. Dalam rapat tersebut, dibahas berbagai hal berkaitan dengan peredaran narkoba yang semakin marak, khususnya di dalam lembaga pemasyarakatan.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Erma Suryani Ranik menyoroti hal itu. Erma memandang ada kegagalan kepemimpinan Kepala BNN Budi Waseso (Buwas) dalam menangani peredaran narkoba di dalam lapas.
"Pak Buwas 2,5 tahun menjadi Kepala BNN. Saya berulang kali rapat kerja dengan Bapak dan jajaran. Banyak hal yang harus kami akui Bapak melakukan banyak terobosan dan pencegahan di jalur luar penjara. Kami dari Fraksi Partai Demokrat juga memberikan catatan yang cukup keras terhadap kegagalan BNN saat memberantas narkoba yang beredar di dalam penjara," kata Erma di ruang rapat Komisi III, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Ia menuturkan berbagai kasus peredaran narkoba di dalam penjara ditemukan saat Buwas menjabat. Erma menyebut bandar-bandar narkoba bahkan berada di dalam penjara.
"Menurut saya, di periode ini Bapak sebagai Kepala BNN gagal karena berbagai kasus ditemukan ternyata peredaran narkoba itu semakin banyak, semakin hebat. Bandar-bandar itu justru di dalam penjara," tuturnya.
Erma pun kemudian menyinggung masa jabatan Buwas yang akan selesai pada Maret mendatang. Ia berharap Kepala BNN yang baru pengganti Buwas dapat lebih ketat melakukan pengawasan terhadap hal-hal semacam itu.
"Kami sangat ingin pengganti Bapak bisa memperbaiki di sektor hulu ini. Hulunya bagus, saya ingat betul ketika Bapak press conference menemukan tiang pancang impor yang katanya untuk proyek infrastruktur ternyata isinya bahan narkoba," sebut Erma.
Hingga saat ini rapat masih berlangsung. Sejumlah fraksi di Komisi III bersama Buwas dan jajarannya masih membahas terkait mekanisme peredaran narkoba.
Senada dengan Erma, anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan menyebut Buwas perlu melihat dan menyoroti fakta yang ada terkait peredaran narkoba di lapas. Tak hanya peredaran, pegawai lapas yang mengkonsumsi narkoba pun perlu disikapi.
"Saya rasa Pak Kepala BNN harus tahu fakta sebenarnya. Banyak oknum kepala lapas yang bermain dan terlibat, bahkan ikut mengkonsumsi narkoba. Ini yang harus Bapak soroti, tidak hanya persoalan narkoba di luar," ujarnya.
Arteria juga meminta BNN mengevaluasi peredaran narkoba dari luar Indonesia. Sebab, Indonesia adalah negara yang strategis terkait peta peredaran narkoba di dunia.
"Penyuplai terbesar narkoba ke Indonesia itu dari China. Saya minta Pak Kepala BNN untuk evaluasi kerja sama terkait pakta perjanjian antara Indonesia dan China mengenai narkoba ini, apakah efektif apa tidak," sebutnya. (Red/Detikcom)
loading...
Post a Comment