MALANG,(BPN)- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly berupaya memodernisasi sistem di lembaga permasyarakatan (lapas). Hal itu dilakukan agar sejumlah permasalahan di lapas seperti kaburnya tahanan di Rutan Sialang Bungkuk, Pekanbaru, tak terulang.
"Ke depan dengan sistem digital, semua lapas akan terkoneksi dalam satu sistem, sehingga jika ada sesuatu yang terjadi di dalam lapas akan cepat diketahui sumbernya," jelas Yasonna di sela meresmikan pondok pesantren di Lapas Kelas I Lowokwaru, Jalan Asahan, Kota Malang, Senin (5/6/2017).
Yasonna menambahkan, sistem terkoneksi telah disusun yang nantinya tampil secara digital. Jumlah tahanan, masa tahanan, serta kunjungan tamu akan diketahui.
"Sistem digital ini akan memudahkan pengawasan," tegasnya.
Yasonna juga mengungkapkan, soal rencana penambahan petugas keamanan dengan membuka lowongan Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru. "Jumlahnya 17 ribu, nanti untuk 14 ribu sebagai penjaga di lembaga permasyarakatan," sambungnya.
Yasonna juga berpesan agar para kepala lembaga pemasyarakatan untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar undang-undang.
"Pasca kaburnya tahanan dari Rutan Pekanbaru di Sialang Bungkuk, dapat menjadi contoh bagi para penanggung-jawab lembaga pemasyarakatan," ujarnya.
Yasonna juga meminta pemimpin lapas hendaknya bersikap manusiawi. Kalapas juga harus memiliki jiwa besar untuk bertanggung jawab atas lembaga yang dipimpinnya.
"Sanksi berat akan diberikan, jika terbukti melanggar. Karena sudah pernah terjadi," ucap Yasonna.
Terkait dengan model pondok pesantren yang diterapkan di dalam lapas Lowokwaru Klas 1 Malang, Yasonna sangat mengapresiasi.
"Ini akan menjadi model yang akan diterapkan di seluruh lembaga pemasyarakatan yang ada, karena dengan keberadaan pondok pesantren akan menjadi salah satu cara bagi warga binaan mendapatkan ketenangan secara rohani," tutupnya. (Detiknews)
loading...
Post a Comment