JAKARTA,(BPN)- Menko Polhukam Wiranto menilai hampir semua lapas di Indonesia kelebihan penghuni, termasuk di Rutan Kelas II-B Pekanbaru, yang menjadi lokasi ratusan narapidana kabur. Karena itu, akan ada penataan ulang soal lapas.
"Ada yang kelebihan 50 persen, dan kelebihan 100 persen. Kita sedang menangani itu, sedang menata kembali untuk menertibkan lapas-lapas yang overload," ujar Wiranto seusai menjadi pembicara dalam 'Pemikiran Hadratu Syekh KH Hasyim Asy'ari di gedung Nusantara V, kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (6/5/2017).
Selain kelebihan kapasitas, Wiranto menyoroti keberadaan lapas di tengah permukiman masyarakat. Menurutnya, lapas di tengah permukiman akan berdampak negatif bagi masyarakat.
"Kalau interaksi itu masih terjadi dengan mudah dan gampang, maka apa yang terjadi, lapas menjadi pusat produksi narkoba.
Lapas menjadi bagian dari proses sosialisasi aktivitas negatif. Apakah itu masalah terorisme atau masalah pencandu narkoba, dan sebagainya. Karena kapasitas sudah kelebihan," imbuhnya.
Lapas menjadi bagian dari proses sosialisasi aktivitas negatif. Apakah itu masalah terorisme atau masalah pencandu narkoba, dan sebagainya. Karena kapasitas sudah kelebihan," imbuhnya.
Wiranto mengatakan akan ada penataan ulang dengan pembangunan lapas yang jauh dari permukiman. Beberapa lokasi juga telah dipetakan.
"Sudah mulai direncanakan (pembangunan lapas baru). Kita sudah memilih beberapa lokasi pertama di luar permukiman. Lapas-lapas kita ini kan peninggalan Belanda. Dulu barangkali membangun lapas ini masih di pinggir kota," tutur Wiranto.
"Detailnya nanti ya Menkum HAM yang melaksanakan. Tapi konsep itu sudah ada sekarang ini. Ada kerancuan di lapas dan lari itu karena ada ekses dari kelebihan muatan," tutupnya.
Pada Jumat (5/5) kemarin, ratusan napi kabur dari Rutan Kelas II-B Pekanbaru. Dalam kasus ini hanya ada total 30 petugas pengamanan untuk menjaga 1.800-an penghuni. (Detiknews)
loading...
Post a Comment